Minggu, 04 Agustus 2013

proposal penelitian



PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG
GIZI BURUK PADA BALITA DENGAN STATUS EKONOMI KELUARGA DI PUSKESMAS SIDOREJO LOR SALATIGA

OLEH :
SOFIYATI
NIM : 0612044

AKADEMI KEBIDANAN AR-RUM SALATIGA
TAHUN 2012/2013


HALAMAN PERSETUJUAN


Proposal Karya Tulis Ilmiyah telah disetujui untuk dipertahankan
Di hadapan tim penguji Proposal Karya Tulis Ilmiyah
 Akademi Kebidanan Ar-Rum Salatiga


Pada tanggal
1 April 2013




Mengetahui


Pembimbing I                                                         Pembimbing II


Serafina Damar Sasanti,S.Kep.Ns                                      Suhardi, SKM


HALAMAN PENGESAHAN

Proposal ini telah dipertahankan di hadapan
Tim penguji proposal Akademi Kebidanan Ar-Rum Salatiga
Pada tanggal
1 April 2013


Tim penguji :


                                 Penguji I                                                                Penguji II


Serafina Damar Sasanti,S.Kep.Ns                                       Suhardi, SKM

Mengetahui
Direktur


Risnawati, S.SiT
NIDN : 06080383303




KATA PENGANTAR

      
       Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat Hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiyah yang berjudul “HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG  GIZI BURUK PADA BALITA DENGAN STATUS EKONOMI KELUARGA DI PUSKESMAS SIDOREJO LOR SALATIGA”.
       Karya tulis ilmiyah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas metode penelitian dan statistika. Pada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan yang sangat berarti dalam terselesaikannya Karya Tulis Ilmiyah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.  Risnawati, S. SiT selaku direktur Akademi Kebidanan Ar-Rum Salatiga.
2.  Serafina Damar Sasanti,S.Kep.Ns selaku pembimbing satu yang selalu memberikan kritik dan saran sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal tepat pada waktunya.
3.  Suhardi, SKM selaku dosen pembimbing dua yang selalu membantu kami dalam penyelesaian proposal.
4.  Orang tua  yang telah merawat dan membesarkan serta melimpahkan kasih dan sayang serta selalu memberikan semangat, do’a, nasehat dorongan dan motivasi.
       Dalam penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang dapat membangun.

Salatiga, 1 April 2013

                                                                                                                                   
                                                                                                                               Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
       Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dialkukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi ,meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan , pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
       Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih di dominasi oleh masalah gizi buruk . pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1993 , telah terungkap bahwa Indonesia mengalami maslah gizi ganda yang artinya maslah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh , sudah muncul maslah baru , yaitu berupa gizi lebih. ( I Dewa Nyoman Supariasa ,2001; h.1 )
       Tujuan utama pembangunan nasional adalah meningkatkan kualitas kesehatan. Meningkatkan tingkat kesadaran masyarakat dengan masalah gizi pada balita terutama pada maslah gizi buruk. Dengan kesadaran penduduk Indonesia akan terciptanya gizi yang optimal.
       Gizi buruk adalah sutau keadaan patologis yang terjadi akibat tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan berbagai zat gizi dalam jangka waktu yang relatif lama.
       Kejadian gizi buruk seperti fenomena gunung es dimana kejadian gizi buruk dapat menyebabkan kematian. Pengertian gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan Umur (BB/U) yang merupakan istilah dari severely underweight. (Dewi Novitasari A,2008).
      Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk, diantaranya adalah status sosial ekonomi, ketidaktahuan ibu tentang pemberian gizi yang baik untuk anak, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Sosial adalah segala sesuatu yang mengenai masyarakat sedangkan ekonomi adalah segala usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran hidup. Sosial ekonomi merupakan suatu konsep dan untuk mengukur status sosial ekonmi keluarga dilihat dari variabel tingkat pekerjaan. Selain status ekonomi, BBLR juga dapat mempengaruhi gizi buruk, hal ini dikarenakan bayi mengalami BBLR akan mengalami komplikasi penyakit karena kurang matnagnya organ, menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan gizi saat balita.
      Sumber lain menyebutkan asupan makanan keluarga, faktor infeksi, dan pendidikan ibu menjadi penyabab kasus gizi buruk. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan kejadian gizi buruk.
      Kejadian gizi buruk apabila tidak diatasi akan menyebabkan dampak yang buruk bagi balita. Dampak yang terjadi antara lain kematian dan infeksi kronis. Deteksi dini anak yang kurang gizi (gizi kurang dan gizi buruk) dapat dilakukan dengan pemeriksaan BB/U untuk memantau berat badan anak. Selain itu pemantauan tumbuh kembang anak dapat juga menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat).
      Data Susenas menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang menurun dari 37,5 % (1989) menjadi 24,6 % (2000). Namun kondisi tersebut tidak diikuti dengan penurunan prevalensi gizi buruk bahkan prevalensi gizi buruk cenderung meningkat. Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi.
       Menurut data yang didapatkan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2003 di Indonesia terdapat sekitar 27,5% atau kurang lebih 5 juta balita kurang gizi, 19,2% atau sekitar 3,5 juta anak dalam tingkat gizi kurang, dan 8,3% atau 1,5 juta anak mengalami gizi buruk.
       Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan sindrom kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan juga menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat. Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan negara yang dikenal dengan istilah Human Development Index (HDI).
       Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi makro dan kurang gizi mikro Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein. Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi mikro.
       Dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, kasus KEP (Kurang Energi Protein) adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita.
B.   Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah diatas , rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita dengan status ekonomi keluarga ?
C.   Tujuan
1.    Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita dengan status ekonomi keluarga.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang gizi buruk.
b.    Mengetahui status ekonomi keluarga.
c.    Menganalisis hubungan antara tingkat pengatahuan ibu tentang gizi buruk pada balita dengan status ekonomi keluarga.
D.   Manfaat
1.    Institusi Kesehatan
Dapat memberikan informasi tentang permasalahan gizi pada balita dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan gizi.
2.    Bagi Bidan
Mendapatkan pengetahuan tentang gizi buruk.
3.    Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk, sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan terjadinya gizi buruk.
4.    Bagi Peneliti dan Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai pengalaman baru dalam melakukan penelitian serta dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh dari kampus dengan yang ada di masyarakat.











E.    Keaslian Penelitian
No
Nama dan Tahun
Judul
Tujuan
Variabel
Hasil
1.








2.





3.
Ismu Bidhari Wahyuningsih
Tahun 2011













Dewi Novitasari A
Tahun 2012









Sofiyati
tahun 2015
Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan status gizi pada balita usia 1-3 tahun di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga


Faktor-faktor risiko kejadian gizi buruk pada balita yang dirawat di RSUP Dr.Kariadi Semarang

Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita dengan status ekonomi keluarga di Puskesmas sidorejo Lor Salatiga
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan status gizi pada balita





Menganalisis faktor risiko yang mempengaruhi balita gizi buruk yang dirawat inap di RSUP Dr. Kariadi.


Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita dengan status ekonomi keluarga
Variabel Bebas : tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi
Variabel Terikat : status gizi balita 






Variabel Bebas : resiko kejadian gizi buruk
Variabel Terikat : balita rawat inap



Variabel Bebas : tingkat pengetahuan ibu tentang gizi buruk
Variabel Terikat : status ekonomi keluarga
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan status balita







Ada faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian gizi buruk pada balita rawat inap





Ada hubungan antara makanan bergizi dengan status ekonomi keluarga



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Gizi Buruk
1.    Gizi (nutrition)
a.    Pengertian Gizi (nutrition)
      Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme danpengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta mengahsilkan energi. ( Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto,1990).
      Gizi adalah sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh yang dapat mempertahankan kehidupan. (Tuti Sunardi,2002).
      Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi dan mempunyai nilai sangat penting dalam tubuh.
b.    Makanan Bergizi
      Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi. Makanan bergizi sangat mempengaruhi pertumbuhan sel otak dapat tumbuh sempurna dan sebagai dasar kesehatan. Pertumbuhan sel otak akan berhenti setelah usia balita >3 tahun. (Tuti Sunardi, 2002).
2.    Pengertian Gizi Buruk
      Gizi buruk merupakan istilah teknis yang biasanya digunakan oleh kalangan gizi, kesehatan, kedokteran. Gizi buruk adalah kondisi seseorang yang nutrisinya dibawah rata-rata. Hal ini merupakan suatu bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. (Dewi Novitasari A, 2008).
      Sedangkan menurut sumber lain gizi buruk adalah keadaan kurangnya zat-zat gizi dalam konsumsi makanan sehari-hari, sehingga tidak mencukupi angka kecukupan gizi (AKG). Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Gizi buruk membawa dampak bukan hanya pada kehidupan anak-anak/balita yang masih berusia muda , akan tetapi saat ini telah terjadi pada hampir semua golongan.
3.    Penyebab Gizi Buruk
a.    Penyebab Gizi Buruk
1.    Kurangnya masukan zat gizi dari makanan.
2.    Adanya penyakit infeksi.
b.    Penyebab Tidak langsung Gizi Buruk
1.    Ketersediaan pangan keluarga yang rendah.
2.    Perilaku kesehatan termasuk perilaku pola asuh ibu yang tidak benar, seperti malas memberikan makan dan malas ke posyandu.
3.    Lingkungan yang buruk dan tidak bersih.
4.    Cara pengolahan makanan yang tidak benar.



B.   Pengetahuan
1.    Pengertian Pengetahuan
      Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan, baik mendengar, melihat, merasakan atau mengalami tentang suatu objek tertentu.
      Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung 2 aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tersebut.
2.    Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan didalam domain terdapat enam tingkatan, yaitu :
a.    Tahu (know)
Sebagai pengingat suatu materi ynag telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b.    Memahami (comprehension)
Sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasi materi tersebut secara benar.
c.    Aplikasi (application)
Suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya.
d.    Analisis (analysis)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e.    Sintesis (synthesis)
Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada , misal : dapat menyusun, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya.
f.     Evaluasi (evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.
3.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
a.    Umur
Orang yang lebih muda daya ingat lebih kuat dan kreatifitas lebih tinggi dalam mencapai atau mengenal sesuatu yang belum diketahui dibandingkan dengan orang yang lebih tua. Disamping itu kemampuan untuk menyerap pengetahuan baru lebih mudah dilakukan pada umur yang lebih muda karena otak berfungsi maksimal pada umur muda.
b.    Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan membantu orang tersebut untuk lebih mudah menangkap dan memahami suatu informasi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka tingkat pemahaman juga meningkat serta tepat dalam pengambilan sikap.
c.    Paritas
Paritas merupakan jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim. Paritas sangat berpengaruh sekali terhadap penerimaan seseorang terhapadap pengetahuan dimana semakin banyak pengalaman seorang ibu maka penerimaan kan semakin mudah.
C.   Status Gizi
1.    Pengertian Status Gizi
      Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan sebgai akibat keseimbangan antara konsumsi,penyerapan zat gizi dan penggunaannya didalam tubuh.
      Konsumsi gizi atau makanan pada seseorang agar dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan atau sering disebut  status gizi. Kondisi status gizi yang baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang akan digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.
2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
      Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ada 2 macam :
a.    Faktor langsung meliputi :
1.    Faktor infeksi
Anak balita mulai turun ke tanah dan berkenalan dengan berbagai kondisi yang memberikan infeksi atau penyakit lain, padahal tubuhnya belum cukup mempunyai immunitas atau daya tahan untuk melawan bahaya kepada dirinya.
2.    Faktor tidak langsung meliputi :
a.    Pengetahuan
           Semakin banyak pengetahuan gizi, semakin diperhitungkan jenis dan makanan yang dipilih untuk dikonsumsinya. Orang awam yang tidak mempunyai cukup pengetahuan gizi, akan memilih makanan yang paling menarik pancaindera, dan tidak mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan.
           Kemiskinan sebagai penyebab gizi kurang menduduki posisi pertama pada kondisi yang umum di masyarakat. Masalah utama penduduk miskin pada umumnya sangat tergantung pada pendapatan per-hari yang pada umumnya tidak dapat mencukupi kebutuhan dasar secara normal.
           Tingkat pengetahuan gizi yang dippengaruhi oleh bebrapa faktor diantaranya :
1)    Tingakat pendidikan yang pernah dijalani.
2)    Faktor lingkungan sehat dan budaya.
3)    Seringnya seseorang kontak dengan media cetak, radio, televisi, dan media masa.
4)    Jumlah anggota keluarga.
5)    Nilai cerna makanan.
b.    Pendidikan
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikan dan sebagainya.
3.    Pengukuran Status Gizi
        Menurut Supariasa dkk, (2001; h.20),penilaian status gizi dibagi menjadi 2 yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung.
a.    Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu antopometri, klinis, biokimia dan biofisik.
1.    Antopometri
Secara umum antopometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antopometri gizi hubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Berdasarkan Berat Badan menurut Umur diperoleh kategori :
1.    Tergolong gizi buruk jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD.
2.    Tergolong gizi kurang jika hasil ukur -3 SD sampai dengan < -2 SD.
3.    Tergolong gizi baik jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD.
4.    Tergolong gizi lebih jika hasil ukur > 2 SD.
      Berdasarkan pengukuran Tinggi Badan (24 bulan-60 bulan) atau
1.    Panjang badan (0 bulan-24 bulan) menurut Umur diperoleh kategori :
2.    Sangat pendek jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD.
3.    Pendek jika hasil ukur – 3 SD sampai dengan < -2 SD.
4.    Normal jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD.
5.    Tinggi jika hasil ukur > 2 SD.
Berdasarkan pengukuran Berat Badan menurut Tinggi badan atau
Panjang Badan:
1.    Sangat kurus jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD. 
2.    Kurus jika hasil ukur – 3 SD sampai dengan < -2 SD.
3.    Normal jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD.
4.    Gemuk jika hasil ukur > 2 SD.
      Balita dengan gizi buruk akan diperoleh hasil BB/TB sangat kurus,
sedangkan balita dengan gizi baik akan diperoleh hasil normal.
Tabel 1.1
Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) 0-6 Bulan


2.    Klinis
      Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukossa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Pemeriksaan klinis umumnya digunakan untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
3.    Biokimia
      Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
b.    Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
1)    Survei konsumsi pangan
      Survei konsumsi pangan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2)    Statistik Vital
      Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesehatan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
3)    Faktor Ekologi
      Mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantun dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dll. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
D.   Status Ekonomi Keluarga
1.    Keluarga
a.    Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988).Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) keluargaadalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan pekawinan atau pengikatan dan mereka hidup dalamsuatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
b.    Fungsi Keluarga
Dalam suatu kelurga ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan sebagai berikut :
1.    Fungsi biologis.
2.    Meneruskan keturunan.
3.    Memelihara dan membesarkan anak.
4.    Memnuhi kebutuhan gizi keluarga.
2.    Konsep Status Ekonomi
a.    Pengertian
Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok (Kartono, 2006). Ekonomi adalah segala usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mencapai kemakmuran hidup, pengaturan rumah tangga.
Status sosial ekonomi berasal dari tiga buah kata yang memiliki makna yang berbeda-beda. status adalah penempatan orang pada suatu jabatan tertentu sedangkan status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang manusia sebagai makluk sosial dalam masyarakatnya sedangkan Ekonomi adalah  berasal dari kata ekos dan nomos yang berarti rumah tangga.Secara harfiah keadaan rumah tangga.
b.    Variabel yang diukur dalam sosial ekonomi keluarga
1.    Pendapatan  keluarga
Kemiskinan sebagai salah satu determinan sosial ekonomimerupakan penyebab gizi kurang. Tolok ukur yang umumnya digunakan untuk penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskinadalah tingkat pendapatan.
2.    Pendidikan Ibu
Salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan adalah pendidikan yang terlampau rendah. Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupan. Tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan ibu mempengaruhi derajat kesehatan karena unsur pendidikan ibu dapat berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari (Depkes RI, 2004 : 27).




E.      Kerangka Teori


 














F.       Kerangka Konsep
Variabel Bebas (independen)                                           Variabel Terikat (dependen)







Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi buruk
 


Status ekonomi keluarga
 




 





G.   Hipotesa
Ha       :           Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang                                 gizi buruk pada balita dengan status ekonomi keluarga.
Ho       :           Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu                                    tentang gizi buruk balita dengan status ekonomi keluarga.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.   Jenis Dan Desain Penelitian
       Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik yaitu survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Pada peneliti mencoba menggali tentang pengetahuan ibu tentang gizi buruk.
      Dengan menggunakan pendekatan cross sectional merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dimana faktor-faktor resiko dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data pada suatu saat. Metode survey analitik ini digunakan untuk mengatur hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita dengan status ekonomi di Puskesmas Sidirejo Lor Salatiga.
B.    Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu        : Februari-Maret 2015
      Tempat      : Puskesmas Sidorejo Lor  Salatiga
C.   Variabel Dan Definisi Operasional

No

Variabel
Definisi Operasional

Alat Ukur

Hasil Ukur

    Skala
1.



2.


Pengetahuan ibu tentang gizi buruk





Status ekonomi keluarga
Hasil tahu ibu setelah datang ke Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga


Pendapatan keluarga yang diteliti
Kuesioner terdiri dari 30 pertanyaan




Mengukur jumlah pendapatan keluarga dalam 1 hari
Total skor jawaban responden menunjukkan tingkat pngetahuan responden

Disesuaikan dengan status ekonomi keluarga
Ordinal



Ordinal

D.   Populasi Dan Sampel
1.    Populasi
            Populasi adalah daerah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kmeudian ditarik kesimpulannya.
            Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memliki balita.
2.    Sampel
            Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini disebut sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita.
E.    Pengolahan Dan Analisis Data
1.    Cara pengolahan data
a.    Editing ( koreksi )
       Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para  pengumpul data. Langkah ini di lakukan untuk menilai setiap daftar pertanyaan yang sudah diisi.
b.    Koding
       Koding adalah mengklasifikasikan ke dalam kategori. Langkah jawaban-jawaban yang ada dalam analisis data. Jawaban-jawaban yang ada pada lembar kuesioner diberikan kode berupa angka, kemudian dimasukkan dalam tabel kerja guna mempermudah membacanya. Teknik koding dalam penelitian ini untuk mengkategorikan status gizi balita.
c.    Skor ( scoring )
       Skoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu diberi penelitian atau skor. Langkah ini dilakukan untuk menilai data hasil jawaban kuesioner dalam bentuk skoring, sehingga memudahkan entry data.
d.    Entry Data
       Entry data merupakan proses pemindahan data dalam media komputer agar diperoleh data masukan yang siap di olah menggunakan komputerisasi.
e.    Tabulating
       Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Langkah ini untuk mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan kedalam tabel yang sudah disiapkan. Selanjutnya data dimasukkan ke komputer dan di analisis secara statistik .



DAFTAR PUSTAKA

Supriasa,I Dewa Nyoman,2001.penilaian status gizi.EGC,Jakarta
                http://radensomad.blogspot.com/2009/02/kasus-gizi-buruk-pada-kelompok-           balita.html diakses tanggal 02 Juni 2009










Tidak ada komentar:

Posting Komentar