Rabu, 17 Oktober 2012

Asuhan Kebidanan Ibu Hamil

Askeb Bendungan Asi Pada Masa Nifas Ibu Menyusui


BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan di bps farida desa kedungwungu kecamatan tegaldlimo kabupaten banyuwangi bab 1 pendahuluan a latar belakang.

Askeb Bendungan Asi Pada Masa Nifas Ibu Menyusui

. Penyebab bengkak disebabkan karena menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa asi terkumpul pada daerah duktus hal ini dapat terjadi pada hari ke. Perubahan dalam masa nifas masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti. Masa nifas patologi (pendokumentasian asuhan kebidanan) pendokumentasian asuhan kebidanan masa nifas patologi pada “ r “ dengan bendungan asi.
Simple elegant magazine blogger template oleh : sumarmiati latar belakang angka kematian ibu ( aki ) di indonesia masih tertinggi dibandingkan dengan di negaranegara askeb bendungan asi pada masa nifas ibu menyusui.

Askeb Bendungan Asi Pada Masa Nifas Ibu Menyusui

. Bab i pendahuluan 11 latar belakang setelah ibu melahirkan, maka ibu memasuki masa nifas atau yang lazim disebut puerpurium masa nifas (puerpurium askeb bendungan asi pada masa nifas ibu menyusui. Karya tulis ilmiah gambaran pengetahuan ibu inpartu tentang inisiasi menyusui dini di wilayah puskesmas silo i desa sempolan kecamatan silo kabupaten jember askeb bendungan asi pada masa nifas ibu menyusui.


ASBID bendungan ASI

ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU POST PARTUM 2 HARI DENGAN BENDUNGAN ASI
DI BPS HJ. RUSMAWATI MARTAPURA

Kelas A
Semester IV
Disusun oleh Kelompok 3:
Anisa Maulida 032401SO8004
Darliana 032401SO8014
Dewi Rahayu CN 032401SO8016
Dewi Wahyunita 032401SO8017
Elis Setiawati 032401SO8029
Elya Hayati 032401SO8030
Farida Yuliani 032401SO8036
Hawariah 032401SO8041
Henny Apriliani 032401SO8045
Heny Novarita 032401SO8046
Masmudah Ambarsari 032401SO8074

AKADEMI KEBIDANAN MARTAPURA
YAYASAN KORPRI KABUPATEN BANJAR
2010
LANDASAN TEORI
BENDUNGAN ASI

A. Pengertian
Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams). Pada versi lain bendungan air susu diartikan sebagai pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2005:700).
Kepenuhan fisiologis menurut Rustam (1998) adalah sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang menjadi bendungan. Pada bendungan, payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena limpatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dengan alveoli meingkat. Payudara menjadi bengkak, merah dan mengkilap.
Jadi dapat diambil kesimpulan perbedaan kepenuhan fisiologis maupun bendungan ASI pada payudara adalah:
- Pada kepenuhan fisiologis: payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras. Tidak terlihat mengkilap. ASI biasanya mengalir dengan lancar dengan kadang-kadang menetes keluar secara spontan.
- Pada bendungan ASI: payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara terlihat mengkilap dan puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit menghisap ASI sampai bengkak berkurang.


B. Gejala [Prawirohardjo (2005)]
- Payudara terlihat bengkak
- Payudara terasa keras
- Payudara terasa panas
- Terdapat nyeri tekan pada payudara

C. Penyebab
1. Pengosongan mamae yang tidak sempurna
Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.
2. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif
Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI.
3. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar
Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI.
4. Puting susu terbenam.
Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI.
5. Puting susu terlalu panjang
Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI.

D. Perawatan Payudara pada Masa Nifas Menurut Depkes, RI (1993) adalah
Dengan tangan yang sudah dilicinkan dengan minyak lakukan pengurutan 3 macam cara:
1. Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara kemudian urut keatas, terus kesamping, kebawah dan melintang hingga tangan menyangga payudara, kemudian lepaskan tangan dari payudara.
2. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan saling dirapatkan, kemudian sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara dari pangkal ke arah puting, demikian pula payudara kanan.
3. Telapak tangan menopang payudara pada cara ke-2 kemudian jari tangan kanan dikepalkan kemudian buku-buku jari tangan kanan mengurut dari pangkal ke arah puting.

E. Penanganan
1. Jika ibu menyusui:
- Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hati pada area yang mengeras
- Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi menyususi, sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif
- Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut
- Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun ke arah puting susu
- Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
- Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
- Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.
2. Jika ibu tidak menyusui:
- Gunakan bra yang menopang
- Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan nyeri
- Berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
- Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara.
- Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.

Terapi dan Pengobatan Menurut Prawirohardjo (2005) adalah:
1. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
2. Anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast care
3. Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres dingin sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri
4. Gunakan BH yang menopang
5. Berikan parasetamol 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan panas.

Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan. Bila terjadi juga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan payudara, sebelum menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stilbestrol 1 mg atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk sementara waktu mengurangi pembendungan dan memungkinkan air susu dikeluarkan dengan pijatan.






DAFTAR PUSTAKA

Fadlie. 2008. (http : //www.fadlie.web.id/Universitas-Panca-Bhakti-Pontianak/)
diakses tanggal 29 Maret 2010
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Manuaba. 1998. Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan, dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Henderson, Christine, dkk. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Asuhan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Jakarta : EGC.
Pritchard: Maedonal; Bant. 1999. Obstetri Williams. Surabaya: Airlangga University
Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka 

http://kningsih.blogspot.com/2011/09/askeb-bendungan-asi-pada-masa-nifas-ibu.html

Sabtu, 13 Oktober 2012

My Profil









Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Partus Pervaginam

Contoh asuhan kebidanan pada ibu nifas partus pervaginam pulang dini

 


ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.A UMUR 26 TAHUN P1A0Ah1 4 JAM POSTPARTUM DENGAN PARTUS PERVAGINAM PULANG DINI
DI
RUMAH BERSALIN AMALIA

NOREGISTER: 119876
MASUK BPS TANGGAL, JAM      :  21 Oktober 2011/ 21.00 WIB
DIRAWAT DI RUANG                    :  Nifas RB Amalia
PENGKAJIAN DATA, Oleh : Bidan Ingga        Tanggal/Jam : 22 Oktober 2011/ 15.00 WIB
Biodata          
Ibu                                           Suami
1 Nama                           :     Ny. ”A”                                            Tn. ”B”
2 Umur                           :     26 tahun                                           30 tahun
3 Agama                         :     Islam                                                Islam
4 Suku/Bangsa               :     Jawa/Indonesia                                Jawa/Indonesia
5 Pendidikan                  :     SMA                                                S1
6 Pekerjaan                     :     Ibu rumah tangga                             Dosen
7 Alamat                        :     Ngampilan                                        Ngampilan
8 No telp                        :     081xxxxxxx                                     085xxxxxxx
  1. A.    Data Subjektif                
  1. Alasan Masuk Ruang perawatan nifas :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kondisinya berkaitan dengan masa nifasnya.
  1. Keluhan Sekarang
Ibu mengatakan ingin segera pulang karena diminta oleh orang tuanya.
  1. Riwayat Menstruasi
HPHT  : 21 Januari 2011
HPL    : 28 Oktober 2011
Menarche: Umur 13 tahun, Lamanya 7 hari, Siklus 28 hari,Jumlah 75 cc, keluhan tidak ada
  1. Riwayat Perkawinan
  1. Kawin                   : 1 kali, sah
  2. Usia kawin            : 25 tahun
  3. Lama perkawinan  : 1 tahun
  1. Riwayat Obstetri
P1 A0 AH1
  1. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Hamil ke-
Persalinan
Nifas
Lahir
Umur khamilan
Jns prsalinan
Penolong &
Tempat
komplikasi
Jenis
Klm
H/M
BB /PB Lahir
Laktasi
Komplikasi
1.
22/10 2011
39 minggu
Spontan
Bidan, RB Amalia
Tidak ada
Laki-laki
3600 gram/ 49 cm
Ya
Tidak ada

  1. Riwayat Persalinan ini
Tanggal persalinan      : 22 Oktober 2011, jam: 11.00 WIB
Tempat persalinan       : RB Amalia
Jenis persalinan           : Spontan
Penolong                     : Bidan
  1. Keadaan Bayi Baru Lahir
Lahir tanggal               : 22 Oktober 2011, jam : 11.30 WIB
BB/PB lahir                 : 3600  gr / 49  cm
Jenis kelamin               : Laki-laki
Pola tidur                    : – jam /hari
  • Pola Nutrisi
Frekuensi menyusu     : kali/hari
Durasi              : 40 menit
Masalah pada ibu/bayi            : Tidak ada
  • Pola eliminasi
BAK                                    : – kali/ hari, pertama kali tanggal 22-12-2011 jam 13.30 WIB
  • Konsistensi      : Cair
  • Warna              : Kuning jernih
  • Bau                  : khas
BAB                         : – kali /hari, pertama kali tanggal 22-12-2011 jam 14.00 WIB
  • Konsistensi      : Lembek
  • Warna              : Kehitaman
  • Bau                  : Khas
  1. Riwayat Post Partum
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
  • Pola tidur dan istirahat : 8 jam / hari
Keluhan : Tidak ada
  • Pola eliminasi
BAB                         : 1 kali /hari
  • o Konsistensi         : Padat
  • o Warna                 : Kuning
  • o Bau                     : Khas
  • o Keluhan              : Tidak ada
BAK                                    : 4 kali /hari
  • o Konsistensi         : Cair
  • o Warna                 : Jernih
  • o Bau                     : Khas
  • o Keluhan              : Tidak ada
  • Pola nutrisi
  • Pola makan
*  Frekunsi : 3 kali/hari
*  Porsi       : 1 piring sedang
*  Macam   : Nasi, lauk, sayur, buah
*  Keluhan  : Tidak ada
  • Pola minum
*  Frekuensi         : 8 kali/hari
*  Porsi                : 1 gelas belimbing
*  Macam                        : air putih, susu, jus buah
*  Keluhan           : Tidak ada
  • Pola aktivitas
  • Mobilisasi        : 3 jam postpartum, Ibu sudah bisa berjalan dan ke kamar mandi sendiri
  • Pekerjaan         : Ibu belum bisa melakukan pekerjaan yang berat
  • Aktifitas merawat diri dan bayi: dibantu suami dan orang tua
  • Olahraga/senam nifas  : belum dilakukan
  • Keluhan           : Ibu ingin segera pulang karena diminta oleh orang tuanya.
    • Pengalaman menyusui: Ibu belum memiliki pengalaman menyusui bayi
    • Kebiasaan menyusui
Posisi                               : Berbaring dan duduk ditempat tidur
Perawatan payudara : Belum dilakukan
Masalah                          : Ibu belum mengetahui posisi menyusui yang baik dan benar
  1. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan
No
Jenis
kontrasepsi
Pasang
Lepas
tanggal
oleh
tempat
keluhan
tanggal
oleh
tempat
alasan
1 Belum pernah
-
-
-
-
-
-
-
-










  1. Riwayat Kesehatan
  1. Penyakit yang pernah/sedang diderita : Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit berat atau penyakit menular seperti Hepatitis B, penyakit jantung, Diabetes Melitus, Hipertensi dan TBC
  2. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga : Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang pernah/sedang menderita penyakit berat atau menular seperti Hepatitis B, penyakit jantung, Diabetes Melitus, Hipertensi dan TBC
  1. Riwayat psikososialspiritual
  • Orang terdekat                        : Suami dan orang tua
  • Tinggal serumah dengan     : Suami
  • Perasaan ibu    saat ini         : Ibu merasa senang karena ia dapat melahirkan dengan aman dan bayinya sehat, tapi ibu merasa khawatir apakah bisa merawat bayinya karena harus pulang lebih awal.
  • Tanggapan keluarga             : Keluarga merasa senang karena bayi tersebut sangat ditunggu, tapi keluarga menyarankan agar ibu dibawa pulang secepatnya agar bisa dirawat lebih intensif oleh keluarga.
  • Rencana menyusui               : Ibu berencana memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai umur 6 bulan.
  • Pemberian nama bayi         : Bayi akan diberikan nama oleh Kakeknya.
  • Rencana aqiqah                     : Aqiqah akan dilaksankan saat bayi berumur 7 hari
  • Rencana perawatan bayi   : Ibu akan dibantu oleh suami dan orang tua dalam merawat bayi
  • Kebiasaan spiritual              : Ibu rajin sholat, mengaji dan mengikuti pengajian.
  • Pendapatan                             : Ibu mengatakan pendapatan suami cukup.
  1. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
­   Merokok                            : Tidak
­   Minuman  beralkohol  : Tidak
­   Pantang makanan          : Tidak ada

Data Objektif
  1. Pemeriksaan Fisik
APemeriksaan fisik IBU
  1. Keadaan umum     : Baik, kesadaran : Compos Mentis
  2. Status emosional   : Baik, ekspresi datar
  3. Tanda vital
Tekanan darah       : 110/70 mmHg
Nadi                      : 88 kali / menit
Pernafasan          : 23 kali / menit
Suhu                      : 36,9  ºC
  1. BB/TB      : 60 kg/ 155 cm
  2. Kepala dan leher
Oedem wajah     : Tidak ada
Mata                      : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada pengeluaran sekret berlebih.
Mulut                    : Simetris, bibir tidak kering dan tidak pucat, tidak ada sariawan, tidak ada karies.
Leher                     : Tidak teraba pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
  1. Payudara
Bentuk                  : Simetris
Benjolan                : Tidak ada
Puting susu           : Menonjol
Pengeluaran         : Kolostrum
Keluhan                 : Tidak ada
  1. Abdomen
Bekas luka            : Tidak ada
TFU                       : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi             : Baik, keras
  1. Tangan dan kaki
Oedem                  : Tidak ada
Varices                  : Tidak ada
Reflek patella        : ( + ) kanan, ( + ) kiri
Kuku                     : Pendek, bersih
  1. Genetalia luar
Oedem                  : Tidak ada
Varices                  : Tidak ada
Bekas luka             : Ada
Jahitan                   : ada, Benang jenis : Cut gut
Jahitan dalam  : 2 jahitan
Jahitan Luar    : 3 jahitan
Pengeluaran lochea           : Lokhea rubra
  1. Anus                           : Tidak ada hemoroid
BPemeriksaan fisik bayi
a. Keadaan Umum    : Baik, Kesadaraan: Compos Mentis
b.Tanda Vital
  • Nadi                      : 120 kali/menit
  • Pernafasan             : 50 kali/menit
  • Suhu                      : 37 0C
c. Antropometri
  • BB                         : 3600 gram
  • PB                         : 49 cm
  • LD                         : 34 cm
  • LK                         : 34 cm
  • LILA                     : 12 cm
  1. Kepala : Kepala simetris, tidak ada cephal hematom, tidak ada caput succedaneum.
e. Ubun-ubun: datar
f. Wajah        : Simetris, tidak oedem, tidak pucat, tidak kuning, tidak sianosis.
g.Mata          : Simetris, sclera putih, tidak ada pengeluaran sekret berlebih.
h.Hidung      : Simetris, berlubang, tidak ada polip
i. Mulut        : Simetris, normal, bibir tidak pucat dan tidak kering, tidak ada labio skizhis, labiopalato skhizis, labiogonadopalato skhizis.
j. Leher         : Tidak ada pembesaran dan pembengkakan.
k.Dada         : simetris, tidak ada bennjolan, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada suara weezing
l.Abdomen  : Simetris, tidak ada pembengkakan.
m.Tali pusat  : Tidak ada perdarahan tali pusat.
n. Genitalia   : Skrotum lengkap, testis turun, lubang penis terletak di ujung penis.
o. Anus         : Berlubang, BAB pertama tanggal 22/10 2011 jam 14.00 WIB
p. Ekstremitas: Simetris, jari lengkap, tidak ada keterbatasan gerak.
q. kemampuan menyusu : Baik, reflek rooting, sucking dan swallowing (+)
r. aktivitas/gerakan : gerak aktif
s. kelainan    : Tidak ditemukan kelainan
t. Reflek     : Rooting (+)                                       Swallowing (+)
: Sucking (+)                                       Tonic Neck (+)
: Moro (+)                                            Palmar (+)
: Dancing (+)                                       Graphs (+)
: Babinski (+)
  1. Data Penunjang
a   Pemeriksaan Laboratorium
Darah, tanggal : 21-12-2011
Hasil : Hb 13 gr%, gol darah O
Urine, tanggal: 21-12-2011
Hasil: Protein urin (-), Urin reduksi (-)
Pemeriksaan Penunjang lainnya
Tidak dilakukan
Catatan Medik Lainnya
Riwayat Persalinan :
Masa gestasi                : 39 minggu
Placenta                       :
  • Lahir                      : lengkap
  • Ukuran/berat    : 450 gram
  • Tali pusat             :
Panjang           : 48 cm
Insersio           : centralis
  • Kelainan                : Tidak ada
  • Perineum               : dilakukan episiotomi
Jahitan dalam  : ada, 2 jahitan
Jahitan luar      : ada, 3 jahitan
Lama persalinan   : Kala I            14 jam 05 menit
Kala I            I – jam 30 menit
Kala III- jam 15 menit
Kala IV2 jam – menit
Total lama persalinan : 16 jam 45  menit
Perdarahan                  : Kala I            10 cc
Kala II 70 cc
Kala III 200 cc
Kala IV 80 cc
Total perdarahan         : 360 cc
Tindakan lain              : oksigenasi
Nilai APGAR             : 1 menit/5 menit/10 menit/2 jam: 8/9/9/10
ASSESMENT
Ny.A usia 26 tahun P1A0Ah1 4 jam postpartum dengan partus pervaginam pulang dini.

PLANNING                                                              Tanggal/jam: 22-12-2001/15.25 WIB
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan bayi cukup baik. Tidak ditemukan tanda-tanda bahaya atau hal-hal yang perlu dikhawatirkan pada ibu dan bayi.
Ibu dan keluarga mengerti dan memahami bahwa keadaannya dan bayinya cukup baik. Tidak ditemukan tanda-tanda bahaya atau hal-hal yang perlu dikhawatirkan pada ibu dan bayi.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan ibu dan bayi meliputi tanda vital ibu dan bayi normal, pemeriksaan fisik ibu dan bayi normal dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada ibu menyatakan bahwa ibu dalam keadaan baik.
Ibu mengerti dan memahami hasil pemeriksaan ibu dan bayinya meliputi tanda vital dan pemeriksaan fisik ibu dan bayi serta pemeriksaan penunjang untuk ibu yang keseluruhan menyatakan ibu dan bayi dalam keadaan baik dan normal.
3. Memberikan penjelasan pada ibu bahwa ibu boleh pulang dini karena permintaan keluarga, Memberikan motivasi dan semangat kepada ibu bahwa nanti ibu pasti bisa merawat bayinya dirumah
Ibu mengerti dan memahami bahwa ia pasti bisa merawat bayinya jika sudah pulang ke rumah nanti.
4. Mengajarkan ibu dan salah satu anggota keluarga mengenai cara mencegah perdarahan karena atonia uteri dengan cara masase fundus uteri. Caranya adalah dengan melakukan pijatan halus/ringan pada bagian fundus selama beberapa menit sampai ibu merasa nyaman. Sebelum dipijat, sebaiknya ibu mengosongkan kandung kemih terlebih dahulu. Mengajarkan pada ibu dan anggota keluarga juga mengenai kontraksi uterus, tingkat kekenyalan dan kekuatan uterus.
Ibu dan anggota keluarga mengerti dan memahami cara mencegah perdarahan karena atonia uteri yaitu dengan masase fundus uteri, memahami kontraksi uterus yang baik dan mengetahui tingkat kekenyalan fundus. Ibu dan salah satu anggota keluarga dapat mempraktikkan dengan benar saat diminta.
5. Menganjurkan ibu untuk selalu merawat dan menjaga kehangatan bayinya untuk menghindari hipotermia dengan cara mengatur suhu ruangan agar selalu hangat, memakaikan pakaian yang bisa menghangatkan bayi, memandikan bayi maksimal 2 kali sehari dan mengajarkan teknik KMC untuk menjaga kehangatan bayi bila diperlukan.
Ibu mengerti tentang informasi yang diberikan dan ibu bisa mengulangi hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kehangatan bayi. Ibu bisa mempraktikkan teknik KMC dengan benar sehingga bisa dilakukan saat dibutuhkan.
6. Mengajarkan posisi menyusui yang benar dengan teknik/cara dan perlekatan yang benar guna menghindari infeksi payudara masa nifas yang disebabkan oleh teknik menyusui yang benar.
Ibu memahami posisi dan teknik menyusui yang benar serta bisa mempraktikkannya saat dirumah.
7. Mengajarkan ibu melakukan perawatan payudara dengan cara menjaga payudara tetap bersih dan kering, memakai bra yang menopang, bila puting susu lecet, oleskan ASI yang keluar pada sekitar puting susu tiap kali selesai menyusui, bila lecet berat  istirahat 24 jam ASI dikeluarkan dan diminimkan dengan memakai sendok, bila payudara bengkak akibat bendungan ASI kompres payudara dengan kain basah dan hangat  selama 5-10 menit.
Ibu memahami dan bisa mengulangi cara perawatan payudara dengan menjaga payudara tetap bersih dan kering, memakai bra yang menopang, bila puting susu lecet, oleskan ASI yang keluar pada sekitar puting susu tiap kali selesai menyusui, bila lecet berat  istirahat 24 jam ASI dikeluarkan dan diminimkan dengan memakai sendok, bila payudara bengkak akibat bendungan ASI kompres payudara dengan kain basah dan hangat  selama 5-10 menit.
8. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga pola istirahatnya dan tidak terlalu lelah agar tidak mengganggu produksi ASI, involusi uterus dan tidak menyebabkan depresi pada masa nifas.
Ibu mengerti dan bersedia untuk selalu menjaga pola istirahatnya dan tidak terlalu lelah agar tidak mengganggu produksi ASI, involusi uterus dan agar dirinya terhindar dari stress.
9. Menyarankan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan bayinya, menyarankan ibu untuk mengganti pembalut sesering mungkin atau minimal 3 kali sehari.
Ibu mengerti dan bersedia menjaga kebersihan diri dan bayinya. Ibu bersedia mengganti pembalut sesering mungkin atau minimal 3 kali sehari agar ia nyaman.
10. Menganjurkan ibu untuk menjaga asupan nutrisinya dengan prinsip gizi seimbang yaitu seimbang antara kandungan karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak dan memberikan ibu tambahan vitamin A untuk dikonsumsi 1 kali/hari. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi.
Ibu mengerti bagaimana penerapan prinsip gizi seimbang yaitu menyeimbangkan antara asupan karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak. Ibu telah menerima vitamin A dari Bidan dan akan meminum sesuai dosis yang dianjurkan.
11. Meminta ibu untuk melakukan kunjungan ulang saat masa nifas hari ke 6 atau tanggal 28 Desember 2011 untuk diberikan KIE dan konseling lebih lanjut.
12. Mendokumentasikan asuhan kebidanan lengkap
Dokumentasi lengkap telah dilakukan
TTD
(nama bidan)

http://nounabidhan.wordpress.com/2012/01/01/contoh-asuhan-kebidanan-pada-ibu-nifas-partus-pervaginam-pulang-dini/

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas

Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Varney, 1997). Menurut Helen Varney, proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan, dimulai dari:
  1. Pengkajian
  2. Interpretasi data
  3. Diagnosa/masalah potensial
  4. Kebutuhan tindakan segera
  5. Rencana asuhan kebidanan
  6. Implementasi/pelaksanaan
  7. Evaluasi

Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah mengumpulkan semua data yang akurat dan lengkap dari  semua  sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan. Bidan dapat melakukan pengkajian dengan efektif, maka harus menggunakan format pengkajian yang terstandar agar pertanyaan yang diajukan lebih terarah dan relevan.
Pengkajian data dibagi menjadi:
  • Data subjektif
  • Data objektif

Data subjektif

Data subjektif diperoleh dengan cara melakukan anamnesa. Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data pasien dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan, baik secara langsung pada pasien ibu nifas maupun kepada keluarga pasien. Bagian penting dari anamnesa adalah data subjektif pasien ibu nifas yang meliputi: biodata/identitas pasien dan suami pasien; alasan masuk dan keluhan; riwayat haid/menstruasi; riwayat perkawinan; riwayat obstetri (riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu); riwayat persalinan sekarang; riwayat dan perencanan keluarga berencana; riwayat kesehatan (kesehatan sekarang, kesehatan yang lalu, kesehatan keluarga); pola kebiasaan (pola makan dan minum, pola eliminasi, pola aktifitas dan istirahat, personal hygiene); data pengetahuan, psikososial, spiritual, budaya.

Data objektif

Data objektif dapat diperoleh melalui pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda–tanda vital; dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
Pemeriksaan fisik meliputi: pemeriksaan keadaan umum pasien; kesadaran pasien; tanda vital; kepala dan wajah (kepala, muka, hidung dan telinga); gigi dan mulut (bibir, gigi dan gusi); leher; dada dan payudara; abdomen; ekstremitas (ekstremitas atas dan bawah); genetalia (vagina, kelenjar bartholini, pengeluaran pervaginam, perineum dan anus).
Sedangkan pemeriksaan penunjang dapat diperoleh melalui pemeriksaan laboratorium (kadar Hb, hematokrit, leukosit, golongan darah), USG, rontgen dan sebagainya.

Interpretasi data

Interpretasi data merupakan identifikasi terhadap diagnosa, masalah dan kebutuhan pasien pada ibu nifas berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa dapat didefinisikan, masalah tidak.
Pada langkah ini mencakup :
  1. Menentukan keadaan normal.
  2. Membedakan antara ketidaknyamanan dan kemungkinan komplikasi.
  3. Identifikasi tanda dan gejala kemungkinan komplikasi.
  4. Identifikasi kebutuhan.
Interpretasi data meliputi:
  1. Diagnosa kebidanan
  2. Masalah
  3. Kebutuhan

Diagnosis kebidanan

Diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar Nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan, yaitu :
  1. Diakui dan telah di di sahkan oleh profesi.
  2. Berhubungan langsung dengan praktisi kebidanan.
  3. Memiliki ciri khas kebidanan.
  4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan.
  5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Diagnosa dapat berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas. kemudian ditegakkan dengan data dasar subjektif dan objektif.
Contoh:
Seorang P1A0 postpartum normal hari pertama
Dasar :
DS : Ibu mengatakan baru saja melahirkan anak pertamanya.
DO : Partus tanggal 21 Oktober 2011, pukul 11.00 WIB. KU baik, kesadaran composmentis. TD 110/80 mmHg, N 80 x/menit, S 37 ?C, R 24 x/menit. TFU 1 jari di bawah pusat, keras. PPV: lochea rubra, warna merah, jumlah perdarahan 1 pembalut tidak penuh.

Masalah

Masalah dirumuskan bila bidan bila menemukan kesenjangan yang terjadi pada respon ibu terhadap masa nifas. Masalah ini terjadi belum termasuk dalam rumusan diagnosis yang ada, tetapi masalah tersebut membutuhan penanganan bidan, maka masalah dirumuskan setelah diagnosa. Permasalahan yang muncul merupakan pernyataan dari pasien, ditunjang dengan data dasar baik subjektif maupun objektif.
Contoh:
Masalah : Nyeri jahitan
Dasar :
DS : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitannya
DO : luka jahitan perineum derajat dua, keadaan masih basah, jenis heating jelujur subcutis

Diagnosa/ Masalah Potensial

Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang ada.
Contoh :
Seorang ibu postpartum P1A0 hari ke 3 dengan bendungan ASI
Diagnosa potensial: mastitis

Kebutuhan Tindakan Segera

Setelah merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergensi yang harus dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi, secara mandiri, kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi klien.
Contoh:
Diagnosa potensial: mastitis
Tindakan segera: kompres air hangat, pemberian analgetik dan antibiotik, menyusui segera

Rencana asuhan kebidanan

Langkah ini ditentukan dari hasil kajian pada langkah sebelumnya. Jika ada informasi/data yang tidak lengkap bisa dilengkapi. Merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi yang sifatnya segera atau rutin. Rencana asuhan dibuat berdasarkan pertimbangan yang tepat, baik dari pengetahuan, teori yang up to date, dan divalidasikan dengan kebutuhan pasien. Penyusunan rencana asuhan sebaiknya melibatkan pasien. Sebelum pelaksanaan rencana asuhan, sebaiknya dilakukan kesepakatan antara bidan dan pasien ke dalam informed consent.
Contoh:
  • Anjurkan ibu untuk mengeluarkan asi
  • Lakukan kompres air hangat dan dingin
  • Lakukan masase pada payudara secara bergantian
  • Berikan terapi antipiretik dan analgetik
  • Anjurkan ibu untuk tetap konsumsi makanan yang bergizi

Implementasi

Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama–sama dengan klien atau anggota tim kesehatan. Bila tindakan dilakukan oleh dokter atau tim kesehatan lain, bidan tetap memegang tanggung jawab untuk mengarahkan kesinambungan asuhan berikutnya. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
Contoh:
Sesuai dengan pelaksanaan tetapi ada rasionalisasi tindakan

Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan. Evaluasi didasarkan pada harapan pasien yang diidentifikasi saat merencanakan asuhan kebidanan. Untuk mengetahui keberhasilan asuhan, bidan mempunyai pertimbangan tertentu antara lain: tujuan asuhan kebidanan; efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah; dan hasil asuhan kebidanan.
Contoh:
  • Asi telah dikeluarkan, jumlah asi cukup
  • Kompres air hangat dan dingin telah dilakukan, ibu merasa lebih nyaman
  • Telah dilakukan masase, ibu merasa lebih rileks
  • Terapi yang diberikan adalah parasetamol 500 mg 3×1 peroral dan antalgin 500 mg 3×1 peroral
  • Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi
Referensi
Ambarwati, Eni. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Depkes RI. Subdit Kebidanan Dan Perinatal. Direktorat Keperawatan Dan Keteknisan Medik. 2005. Pedoman Manajemen Kebidanan.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi.
Gambar, actionintl.org

Kata Kunci

manajemen varney, manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas, contoh askeb nifas normal, contoh askeb ibu nifas, pemeriksaan fisik pada ibu nifas, evaluasi asuhan kebidanan masa nifas, pelaksanaan dan evaluasi askeb nifas normal, contoh makalah menerapkan personal hygiene pada masa nifas, manajemen asuhan kebidanan varney, kasus manajemen varney, manajemen matrik asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan mastitis, manajemen varney ibu nifas, manajemen varney pada ibu nifas, menejemen varney, merk buku mengenai luka jahitan perineum, personal hygiene pada ibu nifas, riwayat obstetri pada askeb III, asuhan ibu nifas dengan personal hygiene, evaluasi asuhan kebidanan dengan tujuan asuhan kebidanan dan efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah dan hasil asuhan, contoh perumusan diagnosa/masalah potensia pada ibu nifas, asuhan kebidanan ibu hamil menurut varney, Asuhan kebidanan pada ibu nifas adalah, asuhan nifas pada pemeriksaan perineum, asuhoan kebidanan yang diberikan pada ibu nifas, contoh askeb ibu nifas normal.

http://www.lusa.web.id/asuhan-kebidanan-pada-ibu-nifas/

Asuhan Kebidanan BBL

ASKEB BAYI BARU LAHIR FISIOLOGI (7 langkah varney)

12 Mar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Dewasa ini penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian terjadi dalam periode neonatal. Oleh karena itu, upaya pemberian kesehatan bayi dimulai dari pemenuhan BBL akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat berakibat fatal bagi bayi. Misalnya hipotermi pada BBL yang menyebabkan hipotisemia dan hipoglikemia. Dan banyak tak kurang pentingnya adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu memotong tali pusat.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal adalah periode yang paling rentan akan banyak hal, seperti infeksi dan pengaturan tubuhnya, terutama pada bayi yang beratnya rendah saat melahirkan. Sehingga perlu pemberian ASI atau PASI yang mencukupi untuk membantu bayi dalam keadaan sehat dan menurunkan angka kematian bayi. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama persalinan segera sesudah melahirkan dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.
(Syaifudin, 2006 : 133)
1.2.       Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Setelah penulis mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan bayi penulis melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir dengan menerapkan manajemen kebidanan Varney selama praktek di lapangan.
1.2.2. Tujuan Khusus
  1. Melakukan pengkajian
  2. Menginterpretasi data
  3. Mengidentifikasi masalah / diagnosa
  4. Mengantisipasi masalah potensial
  5. Mengidentifikasi kebutuhan segera
  6. Intervensi dan rasionalisasi
  7. Implementasi
  8. Evaluasi
1.3.       Metode Penulisan
Studi kepustakaan, praktek langsung, bimbingan dan konsultasi.
1.4.       Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini dibuat garis besar sebagai berikut :
BAB I   PENDAHULUAN
1.1.             Latar Belakang
1.2.             Tujuan
1.2.1.       Tujuan umum
1.2.2.       Tujuan khusus
1.3.             Metode Penulisan
1.4.             Sistematika Penulisan
BAB II  LANDASAN TEORI
2.1.             Pengertian
2.2.             Ciri-ciri Bayi Normal
2.3.             Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada BBL
2.4.             Pemberian Nutrisi Pada Bayi
2.5.             Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir
2.6.             Konsep Asuhan Kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1.             Pengumpulan Data
3.2.             Identifikasi Masalah
3.3.             Masalah Potensial
3.4.             Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5.             Intervensi
3.6.             Implementasi
3.7.             Evaluasi
BAB IV PENUTUP
4.1.             Kesimpulan
4.2.             Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.   Konsep Bayi Baru Lahir
2.1.1.  Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat lahirnya 2500 gram sampai 4000 gram.
(Sinopsis obstetri, EGC Jakarta)
2.1.2. Ciri-ciri Bayi Normal
  1. BB 2.500 – 4.000 gram
  2. PB 48 – 52 cm
  3. Lingkar dada 30 – 38 cm
  4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
  5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x / menit, kemudian menurun sampai 120 – 160 x / menit
  6. Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x / menit, kemudian menurun setelah tenang 40 x / menit
  7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub cutan cukup terbentuk dan diliputi verviks caseosa
  8. Rambut kepala biasanya telah sempurna
  9. Kuku agak panjang atau melewati jari-jari
  10. Genetalia labia mayor sudah menutupi labia minora (pada anak perempuan) testis sudah turun (pada anak laki-laki)
  11. Refleks hisap dan menelan baik
  12. Reflek suara sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk
  13. Reflek menggenggam sudah baik
  14. Eliminasi baik, urine dan meconium akan keluar 24 jam pertama meconium berwarna hitam kecoklatan

2.1.3.   Mekanisme Hilangnya Panas Pada BBL, melalui :
  1. Radiasi
Yaitu panas yang hilang dari objek yang hangat (bayi) ke obyek yang dingin.
  1. Konduksi
Yaitu kehilangan panas langsung dari obyek yang panas ke obyek yang dingin.
  1. Konveksi
Yaitu hilangnya panas dari bayi ke udara sekelilingnya.
  1. Evaporasi
Yaitu hilangnya panas akbiat evaporasi air dari kulit tubuh bayi misal amnion pada BBL.

2.1.4.     Klasifikasi Suhu Bayi
Suhu normal         :  36,5 0C – 37,5 0C
Hipotermi ringan :  36 – < 36,5 0C
Hipotermi berat    :  < 32 0C
2.1.5.     Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir
  1. Perubahan metabolisme karbohidrat
  2. Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi baru lahir berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu 25 0C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi sebanyak 200 kkal/kg BB/menit, sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 nya. Sehingga menyebabkan suhu tubuh turun, akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan oksigenpun meningkat.
  1. Perubahan pernafasan
Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari pernafasan gas melalui plasenta. Setelah lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.
Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama ialah :
  1. Tekanan metabolisme dan toraks sewaktu melalui jalan lahir
  2. Penurunan O2 dan kenaikan CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak disinus karotis
  3. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan pernafasan
  1. Perubahan sirkulasi
Dengan perkembangan paru mengakibatkan tekanan O2 naik dan tekanan CO2 menurun, sehingga menurunkan resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah meningkat. Hal ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duetus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbilicalis kemudian tali pusat dipotong aliran darah dari plasenta melalui vena cava inferior dan foramen oval atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu.
  1. Perubahan alat pencernaan, hati, ginjal, alat lainnya berfungsi
Setelah anak lahir harus segera mendapat perawatan dan pengawasan agar tidak terjadi kelainan-kelainan.
Adapun perawatan dan pengawasan bayi, meliputi :
  1. Menghisap lendir
  2. Memotong tali pusat
  3. Menetesi / memberi salep mata
  4. Memberi injeksi vit-K
  5. Mengukur panjang badan dan menimbang berat badan bayi
  6. Mengukur lila (lingkari lengan atas) LD (lingkar dada) LK (lingkar kepala)
  7. Memandikan setelah 6 jam PP.
Hal-hal yang diawasi pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan metode APGAR. Aspek-aspek yang termasuk APGAR dan harus dinilai dan dicatat ialah :
TANDA
SKOR
0
1
2
1.  Appereance / Warna kulit Seluruh tubuh biru atau putih Badan merah, kaki dan tangan biru Seluruh tubuh kemerah-merahan
2.  Pulse / Bunyi jantung Tidak ada <100 >100
3.  Griniace / Reflek Tidak ada Perubahan mimik Bersin, batuk, menangis kuat
4.  Activity / aktivitas Tidak ada Ekstrmital sedikit fleksi Gerakan aktif, ekstremital fleksi
5.  Respiratory Effart Tidak ada Lambat, tidak teratur atau lambat Menangis keras atau kuat
(Obstetry Fisiologi, UNPAD, 1983)
Dalam merawat bayi kebutuhan yang harus dipenuhi antara lain :
  1. Kebutuhan rasa hangat
  2. Makanan pokok yaitu ASI
  3. Cairan
  4. Istirahat dan tidur
  5. Udara yang bersih
  6. Latihan gerakan badan
  7. Kasih sayang ibu
  8. Perlindungan
  9. Kebersihan dan sterilisasi
Kebutuhan diatas bersifat terus menerus selama pertumbuhan dan perkembangan bayi.
2.1.6.   Pemberian Nutrisi Pada Bayi
  1. Kebutuhan energi (kalori)
-        110 – 120 kkal / kgBB selama beberapa bulan pertama kehidupan
-        100 kkal / kg BB pada waktu ia mencapai usia 1 tahun
  1. Kebutuhan cairan
-    Hari I          : 60 cc / kg BB / hari
-    Hari II         : 90 cc / kg BB / hari
-    Hari III       : 120 cc / kg BB / hari
-    Hari IV       : 150 cc / kg BB / hari
Frekuensi pemberian cairan tergantung pada berat badan bayi :
-       Berat badan < 1.250 gr : 24 x / hari à tiap 1 jam
-       Berat badan 1.250 gr – < 2.000 gr : 12 x / hari à tiap 2 jam
-       Berat badan > 2.000 gr : 8 x / hari à tiap 3 jam
2.1.7.       Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir
  1. Memberikan jalan nafas dan sekaligus menilai APGAR Score menit pertama dengan cara menghisap lendir bayi dari mulut dan hidung dengan memutar, jangan lakukan terus menerus tetapi beri kesempatan pada bayi untuk bernafas, lakukan penghisapan hingga bayi menangis keras
  2. Mengeringkan badan bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain halus
  3. Memotong dan mengikat tali pusat dengan di bungkus kasa steril
  4. Memperhatikan suhu tubuh bayi dengan dibungkus kain hangat dan tidak memandikan bayi terlebih dahulu
  5. Mendekatkan bayi ke ibu dan menetekkan bayi segera setelah lahir
  6. Membersihkan daerah muka, tangan, lipatan ketiak, dada, panggul, kaki dengan kapas yang diberi baby oil (setiap kali usapan kapas harus diganti)
  7. Memberikan obat mata untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata dengan menggunakan salep eritromesin 0,5% / tetrasildia 1% untuk pencegahan penyakit mata karena klamedia (penyakit menular seksual)
  8. Memberikan injeksi Vit. K
2.2.     Konsep Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien / klien yang pelaksanannya dilakukan dengan cara :
-       Bertahap dan sistematis
-       Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
2.2.1.   Pengertian
-    Proses pemecahan masalah
-    Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah
-    Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis
-    Untuk pengambilan suatu keputusan
-    Yang berfokus pada klien
2.2.2.   Langkah-Langkah
  1.                              I.         Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhan
  2.                           II.         Menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah
  3.                        III.         Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
  4.                        IV.         Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya serta rujukan berdasarkan kondisi klien
  5.                           V.         Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya
  6.                        VI.         Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman
  7.                     VII.         Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1.Pengkajian Data
Tanggal : 22 Oktober 2011           Jam : 09.00WIB              Oleh : Novik Sari Umamah
Di RSIA ……………….
3.1.1 Data subyektif.
  1. Biodata
    1. Bayi / Anak
Nama bayi                        : By. Ny. “I”
Umur                                : 1 hari
Tgl / jam / lahir                 : 21 Oktober 2011 / 06.00 WIB
Jenis kelamin                    : Laki-laki
Anak ke                           : Pertama
Jumlah saudara kandung : -
b.  Orang Tua
Nama Ibu        : Ny. “I”                      Nama Suami   : Tn . “P”
Umur               : 23 th                          Umur               : 30 th
Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia         Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama            : Islam                         Agama            : Islam
Pendidikan      : SMA                         Pendidikan      : SMA
Pekerjaan        : IRT                            Pekerjaan         : Swasta
Penghasilan     : -                                 Penghasilan      : -
Alamat            : ………………………..      Alamat            : ………………
  1. Alasan Kunjungan Saat Ini / Keluhan
Ibu mengatakan bayinya lahir dengan selamat pada tanggal 21 Oktober 2011 jam 06.00 WIB jenis kelamin laki-laki, BB : 3300 gr, PB : 50 cm, tanpa ada kelainan secara normal dengan tangisan kuat.
  1. Riwayat antenatal
Penyakit/infeksi saat hamil                                :    Tidak ada
Upaya untuk mengatasi                                     :    Tidak ada
Tempat & frekuensi ANC                                  :    RSIA ………………, 10x
Imunisasi yang diperoleh saat ANC & frek       :    TT, 1x
Obat/jamu yang diminum selama hamil             :    Tidak ada, ibu hanya minum obat dari nakes
Kebiasaan ibu selama hamil                               :    Ibu tidak mempunyai kebiasaan yang merugikan kehamilannya.
  1. Riwayat Kelahiran
-Tempat lahir dan penolong       :   RSIA ………………., Bidan
-Cara & lama kelahiran     :         Spontan B, 1 Jam
-Komplikasi persalinan     :         Tidak ada
-Kondisi saat lahir                      :   Sehat
Nilai APGAR : 1-5 à 7            5-10 à 8
Waktu
Tanda
O
1
2
Jumlah nilai
Menit ke I Frek. Jantung Usaha bernafas
Tonus otot
Reflek
Warna
(   ) tidak ada (   ) tidak ada
(   ) lumpuh
(   ) tak bereaksi
(   ) biru/pucat
(√ ) < 100 (√ ) lambat tak teratur
(  ) Ekstrmts flexy sedikit
(√ ) gerakan sedikit
(   ) tubuh kemerahan
      Tangan dan kaki
(   ) < 100 (  ) menangis kuat
(√) gerakan aktif
(  ) aktif melawan
(√ ) kemerahan
7
Menit ke 5 Frek. Jantung Usaha bernafas
Tonus otot
Reflek
Warna
(   ) tidak ada (   ) tidak ada
(   ) lumpuh
(   ) tak bereaksi
(   ) biru/pucat
(√ ) < 100 (   ) lambat tak teratur
(  ) Ekstrmts flexy sedikit
(√) gerakan sedikit
(   ) tubuh kemerahan
Tangan dan kaki
(  ) < 100 (√ ) menangis kuat
(√) gerakan aktif
(  ) aktif melawan
(√ ) kemerahan
8
5. Riwayat Imunisasi
Jenis imunisasi
BCG
Hepatitis
DPT
Polio
Campak
DT
Lain-Lain
Terakhir kali diberikan
-
21 Oktober 2011
(Hb.0)
-
-
-
-
Vit K
Frekuensi pemberian
1 x




1x
6. Riwayat kesehatan
a.  Riwayat penyakit yang pernah / sedang diderita
  • Pasien
Ibu mengatakan bayinya sehat dan tidak ada kelainan
  • Ibu
Ibu mengatakan tidak sedang / tidak pernah menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, PMS), penyakit menahun (asma, jantung), penyakit menurun (kencing manis, hipertensi), tidak ada keturunan kembar.
  • Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak sedang / tidak pernah menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, PMS), penyakit menahun (asma, jantung), penyakit menurun (kencing manis, hipertensi), tidak ada keturunan kembar.
b.  Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan selama hamil tidak merokok, minum jamu, minum-minuman keras, selama hamil rutin memeriksakan kehamilannya.
c.  Penyuluhan yang pernah didapat oleh orang tua / keluarga terdekat
Setelah melahirkan diberikan penyuluhan tentang cara merawat bayi dan payudara, cara menyusui yang benar, merawat tali pusat & luka jahitan.
7. Riwayat Psiko-sosial Budaya keluarga
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anaknya yang pertama, hubungan ibu dengan suami & keluarganya baik dengan masyarakat juga baik, ibu dan keluarga akan melakukan acara aqiqoh
8. Pola kehidupan sehari-hari
a.  Pola Nutrisi
Lama pemberian ASI                             :    1 hari
Jenis makanan utama                              :    ASI
Lauk, sayur, buah yang dikonsumsi       :    -
Jumlah / frekuensi pemberian                 :    sesering mungkin
Makanan ekstra yang biasa dimakan      :    -
Nafsu makan                                          :    Baik
Keadaan lain-lain                                    :    -
b.  Pola Eliminasi
Ibu mengatakan bayinya BAK 3-4x (konsistensi cair, warna jernih, bau khas urine), BAB1x1 (konsistensi lembek, warna hiitam kehijauan, bau khas feses)
c.  Pola Aktifitas
Ibu mengatakan bayi sering menangis bila lapar / haus, BAK & BAB.
d.  Pola Istirahat / tidur
Ibu mengatakan bayi tidur & terbangun bila lapar, BAK, BAB
e.  Personal Hygiene
Ibu mengatakan bayi sudah dimandikan 2x, mengganti popok dan pakaian setiap selesai mandi / BAK / BAB
3.1.2.Data Obyektif
1.  Pemeriksaan Umum
a.  Kesadaran                            :                  composmentis
b.  KU                                   :   baik
c.  Antropometri                       :
  • BBL                            :   3.300 gr
  • PB                               :   50 cm
  • Lingkar lengan atas     :   11 cm
  • Lingkar dada               :   32 cm (tidak dilakukan)
  • Lingkar kepala            :   35 cm
  • Mento oxipito             :   35 cm (tidak dilakukan)
  • Fronto oksipito            :   34 cm (tidak dilakukan)
  • Sub Oksipito Bregmatika : 32 cm (tidak dilakukan)
2. Tanda-tanda vital
  • TD            :    Tidak terkaji                      Nadi  : 140 x/menit
  • Suhu         :    37 oC                                 RR    : 38 x/menit
3. Pemeriksaan fisik
a.  Inspeksi
  • Ø Kepala
Keadaan kulit kepala  :   bersih
Warna rambut             :   hitam
Jumlah                         :   lebat
Rontok / tidak             :   tidak rontok
Lain-lain                      :   tidak ada kelainan (caput succedaneum, chepal haematom)
  • Ø Muka
Kebersihan                  :   bersih
Pucat                           :   tidak pucat
Oedema                       :   tidak ada oedem
Lain-lain                      :   tidak ada kelainan (moonface, dll)
  • Ø Mata
Bentuk                        :   tampak simetris
Conjungtiva                :   tampak tidak anemis
Sclera                          :   tampak tidak ikterus
Palpebra                      :   tampak tidak ada kelainan
Lain-lain                      :   tidak ada kelainan (stabismus)
  • Ø Hidung
Kebersihan                  :   bersih
Pernafasan cuping hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung
Polip                            :   tidak ada polip
Secret                          :   tidak ada secret
Lain-lain                      :   tidak ada kelainan
  • Ø Telinga
Bentuk                        :   simetris
Ada kelainan / tidak    :   tidak ada
Kebersihan                  :   bersih
Lain-lain                      :   tidak ada kelainan
  • Ø Mulut
Bentuk                        :   simetris
Bibir                            :   lembab
Gigi                             :   tidak ada
Mukosa mulut             :   lembab
Lidah                           :   bersih
Lain-lain                      :   tidak ada kelainan (labioschizis dll)
  • Ø Leher
Pembesaran kel. Tyroid        :   tidak ada pembesaran kel. Tyroid
Bendungan vena jugularis    :   tidak ada bendungan vena jugularis
Lain-lain                               :   tidak ada kelainan
  • Ø Aksila
Pembesaran kel. Limfe   :     tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Lain-lain                          :     tidak ada kelainan
  • Ø Dada dan Payudara
Bentuk                        :   simetris
Kebersihan                  :   bersih
Lain-lain                      :   tidak ada tarikan intercostalis & tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
  • Ø Abdomen
Kebersihan                  :   bersih
Pembesaran abdomen     :     tidak ada pembesaran abdomen
Lain-lain                      :   tidak ada kelainan (hepatomegali, cardiomegali, megacolon dll)
  • Ø Punggung
Posisi tulang belakang :   normal, tidak ada spina bifidia
Lain-lain                      :   tidak ada kelainan (spina bifida, skokosis, lordosis, kifosis dll)
  • Ø Genetalia
Kebersihan                  :   bersih
Warna                          :   merah
Kelainan                      :   tidak ada
Varices                        :   tidak ada
Oedema                       :   tidak ada
Lain-lain                      :   tidak ada kelainan (hipospadi, epispadi, hernia scrotalis dll)
  • Ø Anus
Kelainan                      :   tidak ada kelainan (atresia ani, dll)
  • Ø Ekstremitas atas & bawah
Simetris                       :   simetris
Oedema                       :   tidak ada
Jumlah jari                   :   lengkap
Lain-lain                      :   tidak ada kelainan (polidaktili, sindaktili dll)
b.  Palpasi
  • Ø Dada dan payudara
Nyeri tekan                 :   tidak ada
Tumor / benjolan         :   tidak ada
Keluaran                      :   tidak ada
  • Ø Leher
Pembesaran kel. Tyroid        :   tidak ada
Pembesaran vena jugularis    :   tidak ada
  • Ø Abdomen
Nyeri tekan                 :   tidak ada
Kembung                        :     tidak ada
c.  Auskultasi
Dada
  • Ronchi / wheezing                :   tidak ada
Abdomen
  • Bising Usus                          :   Tidak terkaji
d.  Perkusi
  • Reflek patella                       :   Tidak dilakukan
3.  Tumbuh kembang
  • Ø Tumbuh (Antropometri)
    • BB                     :   3300 gr
    • PB                      :   50 cm
    • Lida                   :   Tidak dilakukan
    • Lila                    :   11 cm
    • Lika                   :   35 cm
    • Ø Kembang dan system neorologi
      • Reflek moro                    :     positif kuat
      • Reflek rooting                 :     positif kuat (hilang pada usia 4 bulan)
      • Reflek graphs / plantar    :     positif kuat (hilang usia 4 bulan)
      • Reflek sucking                :     positif kuat
      • Reflek tonik neck           :     positif kuat (hilang pada usia 3 bulan)
      • Reflek swallowing                :   positif kuat
        • Reflek babynsky             :     positif kuat (jari-jari kaki mengembang & ibu jari kaki dalam posisi dorso fleksi akan menghilang pada usia 1 tahun.)
4.  Pemeriksaan Penunjang
a.  Darah
Haemoglobin              :     tidak dilakukan
b.  Urine
Albumine                :   tidak dilakukan
Reduksi                  :   tidak dilakukan
c.  Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

3.2    Identifikasi Masalah / Diagnosa
Tanggal     : 22 Oktober 2011       Jam : 09.10WIB
Diagnosa  : By. Ny. “I” usia 1 hari BBL fisiologis
DS            : Ibu mengatakan bayinya lahir dengan selamat pada tanggal 21 Oktober 2011 jam 06.00 WIB jenis kelamin laki-laki, BB : 3300 gr, PB : 50 cm, tanpa ada kelainan secara normal dengan tangisan kuat.
DO           : BB          :         3.300 kg
PB          :         50 cm
Suhu       :         37 oC
Nadi       :         140 x / menit
RR          :         46 x / menit
Lila         :         11 cm
LK          :         35 cm
  • Reflek moro                     :    positif kuat
  • Reflek rooting                  :    positif kuat
  • Reflek graphs / plantar     :    positif kuat
  • Reflek sucking                 :    positif kuat
  • Reflek tonik neck             :    positif kuat
  • Reflek swallowing           :    positif kuat
  • Reflek babynsky              :    positif kuat
3.3    Masalah Potensial
Tidak ada
3.4    Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada
3.5    Intervensi
Tujuan   : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan tidak terjadi komplikasi pada BBL.
Kriteria  :
-        Keadaan baik
-        TTV :
-          Suhu : 36,5-37,5 0C
-          Nadi : 120-160 x / menit
-          RR   : 40-60 x / menit
INTERVENSI
Tanggal  : 22 Oktober 2011      Jam : 09.20 WIB
Diagnosa  : By. Ny. “I” usia 1 hari BBL fisiologis
1.  Pertahankan suhu tubuh bayi
R/ agar tidak terjadi hipotermi
2.  Rawat bayi dengan teknik aseptic dan antiseptic
R/ tidak terjadi infeksi pada bayi
3.  Ajari ibu perawatan tali pusat
R/ penularan infeksi melalui tali pusat dapat dicegah
4.  Ajari ibu cara meneteki yang benar
R/ memberikan rasa nyaman pada ibu dan bayi
5.  Anjurkan ibu untuk meneteki bayinya sesering mungkin
R/ melancarkan ASI dan mempercepat involusi uterus dan bayi mendapat gizi yang baik
  1. Lakukan perawatan bayi sehari-hari
R/ kehangatan dan kebersihan bayi terjaga
  1. Jelaskan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
R/ ibu lebih waspadaterhadap tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
3.6    Implementasi
Tanggal  : 22 Oktober 2011      Jam : 09.30 WIB
Diagnosa    : By. Ny. “I” usia 1 hari BBL fisiologis
  1. Merawat bayi di ruang hangat dengan membungkus bayi dengan selimut & meletakkan bayi dalam incubator / dekatkan di sisi ibu
  2. Merawat bayi dengan teknik aseptic dan antiseptic mencuci tangan sebelum & sesudah merawat bayi
  3. Melakukan dan mengajarkan kepada ibu cara merawat tali pusat dengan steril dengan kasa  kering dan steril
  4. Mengajari ibu cara menyusui yang benar
­   Bayi menghisap pelan tapi kuat dan mulut membuka lebar
­   Puting sampai sebagian areola payudara ibu masuk ke mulut bayi
­   Dada bayi menempel pada payudara / dada ibu
­   Tangan dan telinga bayi dalam posisi lurus
  1. Menganjurkan ibu menyusui bayinya seserig mungkin
  2. Melakukan perawatan bayi sehari-hari
­   Mengganti popok bayi ketika basah karena BAB dan BAK
­   Memandikan bayi 2×1
­   Merawat tali pusat dengan kassa steril kering tanpa alkohol
  1. Menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir
­   Tidak dapat menyusu, hisapan lemah mengantuk berlebih, banyak muntah
­   Nafas cepat / lebih dari 60x/menit
­   Susah untuk dibandingkan / lemas
­   Sering merintih
­   Suhu tubuh < 36,5 atau >37,50C
­   Warna kuning (terutama timbul dalam waktu 24 jam pertama)
­   Tali pusat memerah, bengkak, keluar cairan / nanah, bau busuk
­   Demam
­   Mata bayi memerah, bernanah (trauma saat lahir)
3.7    Evaluasi
Tanggal  : 22 Oktober 2011      Jam : 09.40 WIB
S   :    Ibu mengatakan senang karena bayinya sehat, ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan dari petugas kesehatan.
O  :    -    Kesadaran                  :     Composmentis
-    KU                         :   Baik
-    Suhu                       :   36,50C
-    Nadi                       :   140 x / menit
-    RR                          :   46 x / menit
-    Ibu melaksanakan semua anjuran dari petugas
A  :    Diagnosa       : By. Ny. “I” usia 1 hari BBL fisiologis
P   :    -    Rencana dilanjutkan
-    Jelaskan tentang pentingnya ASI ekslusif selama 6 bulan
-    Ajarkan ibu perawatan bayi sehari-hari dan perawatan tali pusat dengan kasa steril
-    Anjurkan ibu menjaga kehangatan bayi dengan membungkusnya (digendong) dengan kain bersih dan kering

BAB IV
PENUTUP

4.1.    Kesimpulan
Dari semua uraian masalah penerapan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
  1. Pengkajian
Ibu mengatakan bayinya lahir dengan selamat pada tanggal 21 Oktober 2011 jam 06.00 WIB jenis kelamin laki-laki, BB : 3300 gr, PB : 50 cm, tanpa ada kelainan secara normal dengan tangisan kuat.
  1. Identifikasi masalah
By. Ny. “I” usia 1 hari BBL fisiologis
  1. Masalah potensial
Tidak ada
  1. Identifikasi kebutuhan segera
Tidak ada
  1. Intervensi
­   Pertahankan suhu tubuh bayi
­   Rawat bayi dengan teknik aseptic dan antiseptic
­   Ajari ibu perawatan tali pusat
­   Ajari ibu cara meneteki yang benar
­   Anjurkan ibu untuk meneteki bayinya sesering mungkin
­   Lakukan perawatan bayi sehari-hari
­   Jelaskan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
  1. Implementasi
Semua rencana asuhan dilaksanakan
  1. Evaluasi
Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasakn dari petugas kesehatan.
4.2.    Saran
  1. Untuk Petugas Kesehatan
Peran aktif petugas kesehatan sangat diharapkan sehingga masalah-masalah yang terjadi dapat dideteksi secara dini & petugas kesehatan mampu memecahkan masalah yang timbul dalam keluarga masyarakat pada umumnya.
  1. Untuk Keluarga
Agar lebih kooperatif kepada petugas kesehatan.
  1. Untuk Pendidikan
Supaya lebih memperhatikan penulis & kelompok di tempat praktek.
  1. Untuk Mahasiswa
Supaya aktif bekerja dalam mencari pengalaman yang positif.

DAFTAR PUSTAKA


Suryana, Dra. Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK. 1996. Jakarta : EGC.
Saifudin, Abdul Bari, Prof. Dr. SpOG, MDH, 2000. Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta : Yogyakarta : Bina Pustaka.
Syahlan, Dr. SKM. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta : Depkes RI.
Obstetri Fisiologi, Bandung : FFU Unpad, 1983.
Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

http://noviksariumamah.wordpress.com/2012/03/12/askeb-bayi-baru-lahir-fisiologi-7-langkah-varney/