ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA An. A
UMUR 2 TAHUN
DI BPM FAIKOH, Amd.Keb
DS. UDAN WUH KEC. KALIWUNGU
KAB. SEMARANG
LAPORAN STUDI KASUS
Diajukan untuk memenuhi laporan target
Praktik Klinik Kebidanan I (PKK I) dan
II (PKK II)
OLEH :
NI MADE DEVI A 0612033
SOFIYATI 0612044
AKADEMI
KEBIDANAN AR-RUM SALATIGA
Jl.
Pondok Joko Tingkir Lor 5 Salatiga
2014
HALAMAN
PERSETUJUAN
Laporan studi kasus ini
telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan
Pembimbing Akademik PKK I dan PKK II dalam seminar, pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Akademik Pembimbing
Lahan Praktik
Farida
Utaminingtyas, S.ST Faikoh, Amd.Keb
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan studi kasus ini
telah diterima dan disahkan oleh Pembimbing Akademik PKK I dan II, pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Akademik,
Farida Utaminingtyas, S.ST
Mengetahui,
Koordinator PKK I, Koordinator
PKK II,
Retnaning
Muji L, S.ST Farida
Utaminingtyas, S.ST
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus yang
berjudul “ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT”. Laporan Studi Kasus ini disusun untuk
memenuhi laporan target Praktik Klinik Kebidanan I dan II.
Pada
kesempatan yang bahagia ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah memberikan bantuan serta motivasi dalam menyelesaikan Laporan Studi
Kasus ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Risnawati,
S. SiT, selaku Direktur Akademi
Kebidanan Ar-Rum Salatiga.
2.
Faikoh
Amd. Keb, selaku pembimbing lahan praktik dan pemilik BPM yang telah membimbing
penyusunan Laporan Studi Kasus serta memberikan ijin kepada penulis untuk
pengambilan data.
3.
Farida
Utamingtyas, S.ST , selaku Pembimbing dan Koordinator Praktik PKK II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan hingga Laporan Studi
Kasus ini selesai.
4.
Retnaning
Muji L, S. ST selaku Koordinator Praktik PKK I.
5.
Farida
Utaminingtyas, S. ST selaku Koordinator Praktik PKK II.
6.
Seluruh
dosen dan staf Akademi Kebidanan Ar-Rum Salatiga yang senantiasa memberikan
motivasi.
7.
Rekan-rekan
Mahasiswa Angkatan VI Kebidanan Ar-Rum Salatiga.
8.
Semua
pihak yang tidak dapat kami sebutkan yang telah membantu dan memberikan
semangat dalam penyusunan Laporan Studi Kasus ini.
Penulis menyadari Laporan Studi Kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga penulis mengharap saran dan kritik yang membangun,
semoga Laporan Studi Kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Salatiga, November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................
ii
HALAMAN
PENGESAHAN ................................................................................... iii
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ..... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah....................................................................................... 3
C. Tujuan.......................................................................................................... 3
D. Pembatasan
Kasus.............................................................................. ....... 4
E. Manfaat
Studi Kasus.................................................................................... 4
F. Sistematika
Penulisan.................................................................................. 5
G. Keaslian
Studi Kasus................................................................................... 7
H. Perbedaan
Studi Kasus .............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN
TEORI
A. Tinjauan
Teori Medis.................................................................................... 9
B. Tinjauan
Teori Asuhan Kebidanan............................................................. 24
C. Landasan
Hukum Kewenangan Bidan...................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Karya
Tulis Ilmiah............................................................................. 42
B. Lokasi Studi
Kasus..................................................................................... 42
C. Subyek Studi
Kasus................................................................................... 42
D. Waktu
Pengambilan Kasus........................................................................ 42
E. Instrument
dan Alat Pengambilan Kasus................................................... 43
F. Teknik
Pengumpulan Data........................................................................ 43
BAB IV TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN .......................................................................................... 45
B. CATATAN
PERKEMBANGAN I .............................................................. 55
C. CATATAN
PERKEMBANGAN II ............................................................. 57
BAB V PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN .......................................................................................... 59
B. INTERPRETASI
DATA ............................................................................ 60
C. DIAGNOSA
POTENSIAL ........................................................................ 60
D. ANTISIPASI .............................................................................................. 60
E. INTERVENSI ............................................................................................ 61
F. IMPLEMENTASI
...................................................................................... 61
G. EVALUASI ................................................................................................ 61
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 62
B. Saran ......................................................................................................... 62
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Keaslian Data
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Lampiran
2
Lampiran
3
Lampiran
4
Lampiran
5
Lampiran
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) di Indonesia
pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 31,04% per 1000 kelahiran hidup artinya
terdapat 31,04% bayi meninggal per 1000 kelahiran. Angka tersebut lebih tinggi
dibanding Malaysia dan Singapura yang masing-masing sebesar 16,39% per 1000 dan
2,3% per 1000 kelahiran hidup.
Upaya perbaikan kesehatan ditingkatkan
melalui pemberantasan penyakit menular, perbaikan gizi, penyediaan air bersih,
kebersihan dan kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Hal
ini tidak lepas dari upaya bangsa Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum
seperti yang tercantum dalam tujuan pembangunan kesehatan yaitu tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Selain masalah kesehatan,
masalah lain yang ada di negara Indonesia adalah tingginya angka kesakitan dan
kematian pada balita. Penyakit febris merupakan
salah satu penyebab masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) , secara umum AKB mengalami penurunan
antar periode, nilai AKB (0-11bulan) di Jawa Tengah terus mengalami penurunan
hingga mencapai jumlah angka kematian sebanyak 32 bayi per 1000 kelahiran hidup
pada SDKI 2012 (tahun rujukan 2007-2012). Dengan adanya indikasi penurunan AKB
merupakan pertanda adanya kemajuan hasil pembangunan, khususnya pembangunan
dibidang kesehatan di Provinsi Jawa Tengah.
AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
sebesar 10,75 per 1000 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan
tahun 2011 sebesar 10,34 per 1000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target
Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17 per 1000
kelahiran hidup maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sudah cukup baik
karena telah melampaui target.
Angka Kematian Balita (AKABA)
merupakan jumlah kematian balita 0-5 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun
waktu satu tahun. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan balita,
tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat kesehatan program KIA/Posyandu dan
kondisi sanitasi lingkungan.
AKABA Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
sebesar 11,85 per 1000 kelahiran hidup, meningkat dibandingkan tahun 2011
sebesar 11,50 per 1000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan cakupan yang
diharapkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 yaitu 23
per 1000 kelahiran hidup, AKABA Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sudah melampaui
target.
Balita adalah semua anak termasuk bayi
baru lahir yang berusia 0 sampai 5 tahun. Penyakit yang diderita balita salah
satunya adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
adalah penyakit pada saluran pernafasan atas yang disebabkan oleh masuknya
kuman mikroorganisme (bakteri dan virus) ke dalam organ saluran pernafasan yang
berlangsung selama 14 hari, penyakit ini merupakan penyebab kematian utama pada
bayi usia dibawah 5 tahun (balita), khususnya di negara-negara berkembang dan
kunci untuk mengurangi angka kematian karena ISPA adalah dengan memastikan
adanya akses yang lebih baik pada penanganan kasus ini dan melakukan penanganan
tepat pada waktunya (Sarasvati, 2010).
ISPA merupakan salah satu penyebab
kematian tersering pada balita di negara berkembang. ISPA termasuk dalam
kategori infeksi berat. Dari hasil reset di negara berkembang menunjukkan bahwa
20-30% kematian bayi dan anak balita disebabkan ISPA. Diperkirakan 2-5 juta
bayi dan anak balita di berbagai negara setiap tahun meninggal karena ISPA. 2
per 3 dari kematian ini, terjadi pada kelompok usia bayi terutama bayi usia 2
bulan pertama sejak kelahiran (Zain, 2005). Penyakit ISPA merupakan penyebab
utama kesakitan balita di Indonesia yaitu sebesar 28% salah satu sasaran pemberantasan
ISPA pada balita adalah menurunkan angka kematian balita. ISPA hingga saat ini
merupakan masalah kesehatan masyarakat karena angka kesakitan dan kematian
akibat ISPA masih tinggi.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka
penulis membuat rumusan masalah “ Bagaimana Asuhan kebidanan balita sakit
pada An. A Umur 2 tahun dengan ISPA di BPM Faikoh, Amd. Keb Ds.
Udan Wuh Kaliwungu Kab. Semarang ? “.
C.
Tujuan
1.
Tujuan
Umum
Memberikan
asuhan kebidanan balita sakit dengan ISPA di BPM Faikoh, Amd. Keb Ds. Udan Wuh
Kaliwungu Kab. Semarang .
2.
Tujuan
Khusus
a.
Agar
mahasiswa mampu melaksanakan pengumpulan data dasar pada balita sakit dengan ISPA.
b.
Agar
mahasiswa mampu melakukan interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan,
masalah kebidanan, dan kebutuhan pada balita sakit dengan ISPA.
c.
Agar
mahasiswa mampu menentukan diagnosa potensial yang mungkin akan timbul pada balita
sakit dengan ISPA.
d.
Agar
mahasiswa mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada balita sakit
dengan ISPA.
e.
Agar
mahasiswa mampu melaksanakan rencana yang dibuat pada balita sakit dengan ISPA.
f.
Agar
mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut dari asuhan yang telah
dilakukan pada balita sakit dengan ISPA.
D.
Pembatasan
Kasus
1.
Sasaran
Subyek
yang diambil dalam studi kasus ini pada seorang pasien balita pada An. A Umur 2
tahun di BPM Faikoh, Amd. Keb .
2.
Tempat
Lokasi
pengambilan kasus adalah BPM Faikoh, Amd. Keb Ds. Udan Wuh Kaliwungu Kab.
Semarang .
3.
Waktu
Dimulai
dari tanggal 17 November 2014-10 Januari 2015.
E.
Manfaat Studi Kasus
1.
Bagi
Penulis
Dapat
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari pendidikan dan menambah pengetahuan
serta memberikan asuhan kebidanan pada balita sakit dengan ISPA.
2.
Bagi
Institusi
Sebagai
daftar pustaka untuk menambah referensi bagi mahasiswa dan sebagai wacana
khususnya pada asuhan kebidanan balita sakit dengan ISPA.
3.
Bagi
balita
Dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup anak dan mengurangi terjadinya infeksi.
4.
Bagi
orang tua responden
Dapat
memberikan penanganan terhadap penyakit ISPA.
5.
Bagi
Bidan Praktek Mandiri
Meningkatkan
mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan terhadap balita sakit dengan
kasus ISPA.
F.
Sistematika Penulisan
Penyusunan
laporan kasus ini agar lebih jelas dan berkesinambungan maka penulis menyusun
laporan ini secara sistematika.
Adapun
sistematikanya adalah :
BAB I
PENDAHULUAN
Bab
ini memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
pembatasan masalah, manfaat penulisan, sistematika penulisan dan keaslian studi
kasus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan tentang
teori-teori yang berhubungan dengan ISPA antara lain tentang pengertian ISPA,
patofisiologi, penatalaksanaan.
BAB III
METODOLOGI
Dalam
bab ini menguraikan tentang jenis karya tulis ilmiah, lokasi studi kasus,
subyek studi kasus, waktu pengambilan kasus, instrumen dan alat pengambilan
data serta teknik pengumpulan data.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
Memuat
intisari/resume asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan, bukan dokumntasi
asuhanya, intisari asuhan/ manajemen kebidanan disampaikan dengan rutin sesuai
dengan tinjauan teori yang mulai dari pengkajian hingga evaluasi.
BAB V
PEMBAHASAN
Berisi
antara bandingan teori dengan praktek pada kasus yang disajikan sesuai dengan
langkah-langkah manajemen kebidanan yaitu mulai dari pengkajian, diagnosa/masalah,
diagnosa potensial, dan evaluasi.
BAB VI
PENUTUP
Berisi
kesimpulan dan saran.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
G.
Keaslian Studi Kasus
Tabel 1.1
Keaslian Studi Kasus
No
|
Nama
|
Institusi
|
Tahun
|
Judul
|
Hasil
|
1.
|
Handayani
|
Akademi
Kebidanan Kusuma Husada Surakarta
|
2004
|
Asuhan
Kebidanan Balita Sakit dengan ISPA Ringan Pada An. A di Puskesmas Gajahan
Pasar Kliwon Surakarta.
|
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan pada balita sakit dengan ISPA selama 4 hari
keadaan An. A sembuh dengan baik.
|
2.
|
Hastari
|
Akademi
Kebidanan Kusuma Husada Surakarta
|
2009
|
Asuhan
Kebidanan Balita Sakit dengan ISPA Ringan pada An. D di Puskesmas Pembantu
Surakarta
|
Setelah
diberikan asuhan kebidanan pada balita sakit dengan ISPA selama 4 hari
keadaan An. D sembuh dengan baik
|
3.
|
Mega
Harmadiyanti
|
Akademi
Kebidanan Kusuma Husada Surakarta
|
2012
|
Asuhan
Kebidanan Balita Sakit dengan ISPA Ringan pada An. R umur 15 Bulan di
Puskesmas Tawang Sari Sukoharjo
|
Setelah
diberikan asuhan kebidanan pada balita sakit dengan ISPA selama 4 hari
keadaan An. R sembuh dengan baik
|
H.
Perbedaan Studi Kasus
Perbedaan dari ketiga keaslian data
diatas dengan kasus ini terletak pada waktu, subyek studi, dan tempat
pengambilan kasusnya. Sedangkan persamaan dengan studi kasus ini terletak pada
judul yaitu pada balita sakit.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Tinjauan
Teori Medis
1. Balita
a. Pengertian
Balita
Anak balita
adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular
dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun.
Masa balita
merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan
pertumbuhan di masa itu menjadipenentu keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena
itu sering disebut golden age atau
masa keemasan.
b. Karakteristik
Balita
Menurut
karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia 1–3 tahun
(batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2004). Anak usia 1-3 tahun merupakan
konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya.
Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra-sekolah sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih lebih
kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan
lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan
yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
c. Tumbuh Kembang
Balita
Secara umum tumbuh
kembang setiap anak berbeda - beda, namun prosesnya senantiasa melalui tiga
pola yang sama, yakni:
1. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju
bagian bawah (sefalokaudal).
2. Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung
kaki, anak akan berusaha menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar
menggunakan kakinya.
3. Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar.
Contohnya
adalah anak akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk
menggenggam, sebelum ia mampu meraih benda dengan jemarinya. Setelah dua pola
di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi keterampilan -
keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan lain -lain.
Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan gejala kuantitatif. Pada konteks
ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler
pada tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses multiplikasi organ tubuh
anak, disertai penambahan ukuran-ukuran tubuhnya.
Hal ini
ditandai oleh:
b. Muncul dan bertambahnya gigi dan geraham.
c. Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot.
d. Bertambahnya organ-organ tubuh lainnya, seperti
rambut, kuku, dan sebagainya.
2. ISPA
(Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
a. Pengertian
ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita
oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu
dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat.
Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula
memberi kecacatan sampai pada masa dewasa.
ISPA adalah
penyakit infeksi akut yang melibatkan organ mulai dari hidung sampai alveoli
beserta organ seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
Kesimpulan
ISPA dari pengertian diatas adalah infeksi masuknya kuman mikroorganisme ke
dalam tubuh dan berkembang biak di dalam organ pernafasan sehingga menimbulkan
penyakit.
b. Patofisiologi
1. Etiologi
ISPA
Etiologi
ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
penyebabnya antara lain dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus,
Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebabnya antara lain
golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma,
Herpesvirus.
2. Proses
|
||||||||
|
||||||||
|
||||||||
|
||||||||
Tampak tanda
dan gejala ISPA : seperti batuk, pilek, demam dan sakit kepala.
c.
Tanda Gejala
1.
Pada sistem
pernafasan adalah: napas tak teratur dan cepat, retraksi/tertariknya kulit
kedalam dinding dada, napas cuping hidung/napas dimana hidungnya tidak lobang,
sesak kebiruan, suara napas lemah atau hilang, suara nafas seperti ada
cairannya sehingga terdengar keras.
2.
Pada sistem
peredaran darah dan jantung : denyut jantung cepat atau lemah, hipertensi,
hipotensi dan gagal jantung.
3.
Pada sistem
Syaraf adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, kejang dan
coma.
4.
Pada
hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
5.
Tanda-tanda
bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa minum,
kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk.
6.
Tanda bahaya
pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum
(kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa
diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam dan dingin.
d. Faktor
Predisposisi
Faktor
predisposisi pada penyakit ISPA adalah imunisasi yang tidak lengkap, kurang
gizi, lingkungan yang tidak sehat.
e. Komplikasi
Apabila
infeksi menjalar kesaluran pernafasan bawah atau bronkus dapat menimbulkan
bronchitis, penyebaran lebih lanjut ke jaringan paru dapat menyebabkan
pneumonia, infeksi dapat juga menyebar ke telinga bagian tangah yang
menyebabkan otitis media, dan sinusitis.
3. Penatalaksanaan
a. Untuk penatalaksanaan ISPA yang tergolong ringan atau
non pneumonia adalah jika anak penderita ISPA ringan maka perawat cukup
dilakukan dirumah tidak perlu dibawa ke dokter atau puskesmas. Di rumah dapat
diberikan obat penurun panas yang di jual di toko obat atau apotek, akan tetapi
jika dalam dua hari gejala belum hilang anak harus segera di bawa ke dokter
atau puskesmas terdekat. Selain itu juga bisa dengan menggunakan cara
tradisional yaitu dengan ½ sendok teh jeruk nipis di tambah ½ sendok teh kecap
manis atau madu di minumkan pada anak 3-4 kali/hari di minumkan selama kurang
lebih 2-3 hari jika batuknya tidak kunjung sembuh harus segera dibawa ke dokter
atau puskesmas terdekat.
b. Untuk pelaksanaan ISPA yang tergolong sedang atau
pneumonia maka harus segera diperiksakan pelayanan kesehatan mendapatkan terapi
obat. Antibiotika/Anti mikroba untu membunuh virus dan bakteri yang ada dan
mendapatkan terapi oksigen 2 sampai 4 liter 1 hari. Terapi yang diberikan pada
penyakit ini biasanya pemberian antibiotik walaupun kebanyakan ISPA disebabkan
oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian obat-obatan
terapeutik. Pemberian antibiotik dapat mempercepat penyembuhan penyakit ini
dibandingkan hanya pemberian obat-obatan symtomatik.
c. Untuk penatalaksanaan ISPA yang tergolong berat atau
pneumonia berat harus segera di rawat di Rumah sakit atau Puskesmas karena
perlu mendapatkan perawatan dengan perawatan khusus seperti oksigen dan infus
Pada pasien anak, ia harus tinggal didalam lingkungan yang selalu hangat selama
2-3 hari, nafsu makan yang memburuk mungkin dapat dicoba diatasi dengan makanan
kesukaannya, harus memperbaiki gizi yang baik seperti :
1) Makanan yang mengandung kalori :nasi, jagung, sagu
2) Makanan yang mengandung protein :putih telur, tempe,
tahu, ikan, makanan tersebut berguna agar tidak menjadi lemah.
B. Tinjauan
Teori Asuhan Kebidanan
1. Pengelolaan dengan Manajemen Kebidanan Meurut Varney
dalam Bukunya Varney’s Midwifery.
Menurut Helen Varney manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, keterampilan dalam rangkaian/ tahapan
yang logis untuk pengambilan keputusan berfokus kepada pasien.
Proses manajemen kebidanan menurut Varney disusun
menjadi 7 langkah , 7 langkah tersebut adalah :
1. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai
klien secara keseluruhan.
2. Menginterpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa
atau masalah.
3. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganan masalah.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan
kondisi klien.
5. Menyususn rencana asuhan secara menyuluruh dengan
tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah
sebelumnya.
6. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
7. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan
mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
Penjelasan
dari manajemen kebidanan menurut Varney adalah sebagai berikut :
1. Langkah I : Pengkajian
Pada langkah
ini yang dilakukan adalah mengumpulkan data informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien dan disusun secara sistematis. Data
balita dengan ISPA dapat diperoleh melalui ibu/keluarga dan juga melalui
pemeriksaan kepada balita ISPA untuk mengevaluasi keadaan klien selanjutnya.
a. Data Subyektif
1) Biodata yang mencakup identitas klien dan orang tua
a) Identitas yaitu berisi nama yang digunakan untuk
membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya.
b) Tanggal/jam lahir yaitu untuk mengetahui umur balita
atau pasien.
c) Jenis kelamin untuk mengetahui jenis kelamin pasien.
d) Identitas orang tua :
(1) Nama orang tua ditanyakan nama jelas dan lengkap yang
bertujuan untuk mengetahui nama ibu sehingga memudahkan untuk mengenal,
memanggil, dan menjaga kemungkinan bila ada nama klien yang namanya sama agar
tidak keliru dalam penanganannya.
(2) Umur dicatat dalam tahun untuk mengetahui keadaan
pasien dan mempermudah memberikan therapy.
(3) Agama untuk mengetahui kayakinan klien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan jenis kelamin balita.
(4) Suku/Bangsa berpengaruh pada adat istiadat atau
kebiasaan sehari-hari. Pendidikan untuk mengetahui tingkat intelektualnya.
(5) Pekerjaan berguna untuk mengetahui dan mengukur
tingkat sosial ekonomi, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien
tersebut.
(6) Alamat untuk mempermudah kunjungan rumah apabila
diperlukan.
2) Keluhan utama
Untuk
mengetahui masalah yang dihadapi dan mengenali tanda dan gejala serta penyebab
yang berkaitan dengan ISPA.
3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Data ini
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat
ini.
b) Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut,
kronis, yang kemungkinan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan sekarang.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap gangguan kesehatan klien dan balitanya, yaitu apabila ada penyakit
keluarga yang menyertainya yang perlu ditanyakan misalnya penyakit hepatitis.
4) Pola kebutuhan sehari-hari
Menurut
Ambarwati pola kebutuhan sehari-hari meliputi :
a) Pola nutrisi
Untuk
mengetahui konsumsi relative terhadap kebutuhan metabolic dan suplai gizi
balita meliputi pola konsumsi makanan.
b) Pola eliminasi
Menggambarkan
pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar yang meliputi frekuensi,
jumlah, konsistensi, warna feses , dan kebiasaan buang air kecil meliputi
frekuensi, warna, dan jumlah.
c) Pola aktivitas
Menggambarkan
pola aktivitas balita setiap hari apakah balita bergerak aktif atau lemah. Pada
pola ini dikaji pengaruh aktivitasnya terhadap kebiasaan.
d) Pola istirahat
Menggambarkan
pola tidur, istirahat dan relaksasi dan setiap bantuan untuk merubah pola
tersebut.
b. Data Obyektif
Data
obyektif dari hasil pemeriksaan fisik secara langsung yang dilakukan dari ujung
kepala sampai ujung kaki (head to toe).
1) Keadaan umum
Pemeriksaan
ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi pucat, sianosis dan lainnya.
a) Tanda-tanda vital
(1) Pernafasan
Pernafasan bayi balita normal adalah
60-80x/menit, tanpa retaksi dada dan tanpa ada suara merintih pada saat
eksipirasi.
(2) Denyut jatung balita
Denyut jantung balita normalnya
100-160x/menit, etapi masih dianggap normal jika diatas 160x/menit dalam jangka
waktu pendek, beberapa kali dalam satu hari selama beberapa hari.
(3) Suhu
Pemeriksaan suhu dilakukan untuk
menentukan apakah balita dalam keadaan hipotermi atau hipertermi. Dalam keadaan
normal, suhu berkisar antara 36,5oC-37,5oC.
b) Pengukuran antropometri
(1) Lingkar kepala pada balita
(2) Lingkar dada
(3) Lingkar lengan
(4) Panjang badan
(5) Berat badan
(6) Status present
Melakukan pemeriksaan head to toe yang meliputi :
(a) Kepala bentuk ( mesochepal,
makrochepal, dan mikrochepal ).
(b) Mata untuk menilai simteris atau tidak, mengkaji
sklera kuning atau tidak dan konjungtiva pucat atau tidak.
(c) Telinga simetris atau tidak, ada penumpukan kotoran
atau tidak.
(d) Hidung apakah ada pernafasan cupping hidung atau
tidak, apakah ada secret atau tidak.
(e) Mulut untuk mengetahui ada sariawan atau tidak.
(f) Leher untuk mengetahui ada pembesaran kelenjar tyroid
atau tidak.
(g) Dada untuk mengetahui simetris atau tidak , ada
retraksi dinding dada atau tidak.
(h) Abdomen untuk mengetahui apakah ada pembesaran hati
atau tidak , kembung atau tidak.
(i) Genetalia untuk mengetahui jenis kelamin dan adanya
kelainan atau tidak.
(j) Ekstremitas untuk menilai ada/tidaknya gerakan
ekstremitas, asimetris, posisi, dan gerakan kaki yang abnormal seperti kuku
panjang belum melewati ujung jari.
(7) Pemeriksaan penunjang
Adakah emeriksaan penunjang yang
harus dilakukan yang dapat menunjang masalah.
2. Langkah II : Interpretasi Data
Identifikasi
terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang
telah dikumpulkan.
Data dasar
yang dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan atau mendapatkan
diagnosa dan masalah yang lebih spesifik.
a. Diagnosa kebidanan
Diagnosa
yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosa kebidanan.
Pada kasus
balita dengan ISPA diagnosa kebidanannya adalah sebagai berikut :
An. A Umur 2 tahun dengan ISPA
Data dasar :
1) Data subyektif
Data yang diperoleh dari hasil
anamnesa kepada pasien. Mislanya :
a) Pernyataan tentang nama , umur.
b) Tanggal lahir
2) Data obyektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan.
Misalnya :
a) Berat badan balita
b) Panjang badan balita
Masalah merupakan permasalahan yang
muncul berdasarkan data yang diperoleh dari hasil anamnesa maupun hasil
pemeriksaan.
Kebutuhan
adalah hal-hal yang dibutuhkan dan harus diperhatikan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapat dengan melakukan
analisa.
3. Langkah III : Mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial dan mengantisipasi masalah atau penanganan masalah.
Pada langkah
ini bidan dituntut mampu mengantisipasi dan penanganan masalah potensial yang
timbul, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang timbul dan akan terjadi
tetapi juga merumuskan penanganan dan tindakan antisipasi agar masalah atau
diagnosa potensial tidak terjadi.
4. Langkah IV : Antisipasi Masalah
Merupakan
kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Kunjungan perinatal saja ,
tetapi juga selama ibu bersama kondisi klien. Langkah antisipasi yang dilakukan
untuk menangani balita ISPA adalah memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya.
5. Langkah V : Menyususn rencana asuhan yang menyeluruh
Rencana
asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah yang sebelumnya. Langkah ini
merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang sudah ditetapkan.
Perencanaan asuhan yang menyeluruh berkaitan dengan masalah yang timbul dan
kebutuhan pada klien yang berkaitan dengan :
a. Berkaitan dengan diagnosa potensial
Bila asuhan dibuat di BPM berarti
dilakukan sesuai anjuran dokter dan pengkajian dirumah.
b. Berkaitan dengan masalah
Permasalahan yang muncul berarti
berkaitan dengan permasalahan balita ISPA.
c. Berkaitan dengan kebutuhan
a. Mencegah terjadinya komplikasi yang akan timbul dari
ISPA.
b. Mengatasi kecemasan dan kekhawatiran orang tua dan
mengkaji situasi setiap saat keadaan balita.
6. Langkah VI : Implementasi
Pada langkah
ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah
yang kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini biasanya
dilakukan seluruhnya oleh bidan.
7. Langkah VII : Evaluasi
Langkah ini
merupakan langkah terakhir untuk mengetahui tindakan yang telah diberikan oleh
bidan. Mengevaluasi seluruh tindakan penanganan dari asuhan yang diberikan.
Mengulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap aspek-aspek yang
sudah dilakukan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum
dilakukan.
Langkah-langkah
proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran
yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis. Karena proses
manajemen tersebut beerlangsung di dalam situasi klinis dan dua langkah
terakhir bergantung pada klien dan situasi
klinis, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan
saja.
C. Landasan
Hukum
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
369/MenKes/SK/III/2007, Tentang Profesi Bidan
ASUHAN PADA BAYI DAN BALITA
Kompetensi
ke-7 bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan
balita sehat (1 bulan 5 tahun).
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Karya
Tulis Ilmiah
Jenis karya ilmiah yang digunakan dalam proposal adalah
studi kasus. Studi kasus (case study)
adalah penelitian tentang subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase
spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Pada penelitian ini kasusnya
adalah asuhan kebidanan balita sakit dengan ISPA.
B. Lokasi Studi
Kasus
Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana pengambilan
dilaksanakan. Pengambilan studi kasus dilakukan di BPM Faikoh, Amd. Keb.
C. Subyek Studi
Kasus
Subyek studi kasus adalah sumber utama data. Studi
kasus yaitu memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti. Subyek pada
kasus ini adalah pasien balita sakit di BPM Faikoh, Amd. Keb.
D. Waktu
Pengambilan Kasus
Waktu pengambilan studi kasus ini adalah rentang waktu
yang digunakan penulis untuk mencari kasus. Dilakukannya data klien mulai bulan
November sampai dengan bulan Desember 2014 meliputi pengkajian sampai evaluasi
asuhan kebidanan dalam pelaksanaan studi kasus.
E. Instrumen
dan Alat Pengambilan Data
Dalam pengambilan data menggunaakan cara wawancara,
pengamatan dan pemeriksaan fisik.
F. Teknik
Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
penyususnan studi kasus ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau
yang bersangkutan melakukan. Data primer ini disebut data asli atau data baru.
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk
mengetahui keadaan pasien secara sistematis apda pasien balita sakit dengan
ISPA.
b. Wawancara
1) Auto anamnesa yaitu data yangn diperoleh dari
wawancara langsung dengan pasien.
2) Alloanamnesa yaitu pengumpulan data yang diperoleh
dari wawancara dengan keluarga pasien dan semua pihak yang barkaitan dengan
pasien.
c. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan
data yang berencana antara lain meliputi melihat, mencatat, dan tafar aktifitas
tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.
2. Data Sekunder
Data
sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder disebut juga data
yang telah tersedia.
a) Studi dokumentasi
Suatu cara penyajian atau suatu ide
yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara menjalankan
suatu prosedur. Cara penyajian ini dengan penjelasan-penjelasan dengan lisan
atau peraga atau tanya jawab.
b) Studi kepustakaan
Studi
kepustakaan yaitu bahan pustaka yang
sangat penting dalam menunjang latar belakang suatu penelitian . pada suatu
kepustakan ini mengambil hal-hal yang berhubungan
dengan penanganan pasien balita sakit dengan ISPA.
BAB IV
LAPORAN
KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN BALITA SAKIT
PADA An. A
UMUR 2 TAHUN DENGAN ISPA RINGAN
DI BPM
FAIKOH, Amd. Keb
Tanggal
Masuk : 28 November 2014 Jam : 08.30 WIB
Tanggal Pengkajian : 28 November 2014 Jam :
08.30 WIB
I.
PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas Pasien dan Penanggung jawab
Identitas pasien
Nama : An. A
Umur : 2 tahun
Tanggal lahir : 5 Juli 2012
Jenis kelamin : perempuan
BB / PB : 10 kg / 89 cm
Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. S Tn.
W
Umur :
25 tahun 29 tahun
Alamat : Kradenan Kradenan
Pekerjaan : IRT Swasta
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Kewarganegaraan : Indonesia Indonesia
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya demam, batuk,
pilek sudah 3 hari.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan anaknya sedang sakit
demam, batuk, pilek sudah 3 hari.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan sebelumnya anaknya
tidak pernah mengalami penyakit yang diderita saat ini.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak
ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, menurun seperti
asma, DM ,HT, menahun seperti jantung.
4. Riwayat Persalinan
Tanggal lahir
|
Jenis persalinan
|
Penolong
|
Penyulit
|
Jenis kelamin
|
Keadaan anak
|
|
|
|
|
|
|
5. Data Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Makan 3x sehari komposisi nasi, lauk
, sayur dan minum susu
b. Eliminasi
BAK :
frekuensi : 3x/hari
warna :
kuning jernih
bau :
khas amoniak
BAB : frekuensi :
1x/hari
Warna : kuning
Bau : khas feses
Konsistensi : lemebek
c. Pola Istirahat/ tidur
Siang : 3 jam
Malam : 9 jam
d. Kebersihan diri
Mandi : 2x/hari
Keramas : 2x/hari
Sikat gigi : 2x/hari
Ganti baju : 2x/hari
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
HR : 120x/menit
RR :
35x/menit
S :
37,5oC
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesochepal
Muka :
simetris, tidak oedem
Mata : simetris ,
konjungtiva merah muda, sklera
putih.
Telinga : bersih, tidak ada penumpukan kotoran.
Hidung : bersih, tidak ada pembesaran polip.
Mulut : bersih, tidak ada sariawan.
Leher : tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
Dada :
simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
Abdomen : kembung.
Genetalia : bersih, tidak ada kelainan.
Ekstremitas atas : simetris , jari-jari lengkap
gerakan aktif.
Bawah :
simetris , jari-jari lengkap.
II.
INTERPRETASI DATA
Tanggal : 28 November 2014 Jam : 08.35 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
An. A jenis kelamin perempuan umur 2
tahun dengan ISPA
Data Dasar :
DS : Ibu mengatakan anaknya bernama An. A.
Ibu mengatakan anaknya berumur 2 tahun.
Ibu mengatakan anaknya demam, batuk sudah 3
hari.
DO :
KU : baik
TTV :
HR : 120x/menit
RR :
35x/menit
S :
37,5oC
b. Masalah
An.A dengan batuk, pilek dan demam
>3 hari
c. Kebutuhan
1. Beritahu Ibu agar anak istirahat yang cukup
2. Pemberian Antibiotik
3. Pemberian Amoxcilin (Ambroxol)
4. Pemberian Paracetamol
5. TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
6. Beritahu ibu agar menjaga kebersihan lingkungan
7. Beritahu ibu agar anaknya banyak minum air putih
III.
DIAGNOSA POTENSIAL
Tanggal : 28 November 2014 Jam : 08.40 WIB
ISPA Ringan
IV.
ANTISIPASI
Tanggal : 28 November 2014 Jam : 08.45 WIB
Memberikan terapy secara mandiri
berupa obat batuk, pilek dan demam.
V.
INTERVENSI
Tanggal : 28 November 2014 Jam : 08.50 WIB
1. Beritahu ibu tentang keadaan anaknya
2. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang
seimbang pada anaknya
3. Anjurkan pada ibu untukmenjaga kebersihan perorangan
dan lingkungan pada anaknya
4. Anjurkan pada ibu untuk membersihkan hidung An.A jika
pilek
5. Anjurkan pada ibu untuk memberikan istirahat yang
cukup pada anaknya
6. Berikan therapy
7. Anjurkan pada ibu untuk membawa anaknya kontrol ulang
jika terjadi bahaya pada anak
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal : 28 November 2014 Jam : 08.55 WIB
1. Memberitahu pada ibu tentang penyakit anaknya, bahwa
anaknya mengalami ISPA ringan
2. Menganjurkan pada ibu untuk tetap memberikan nutrisi
yang seimbang pada anaknya, yaitu menu yang mengandung karbohidrat, seperti
(nasi, roti), protein (tahu, tempe,telur, ikan, kedelai), vitamin seperti
(buah-buahan, jeruk, pisang, pepaya) dan mineral seperti (air). Mengkonsumsi
makanan pokok 3xsehari, pada pagi,siang dan malam hari serta menganjukan ibu
untuk tetap mengkonsumsi susu.
3. Menganjurkan pada ibu untuk menjega kebersihan
perorangan dan lingkungan pada anaknya yaitu dengan mandi rutin 2x sehari, pada
pagi dan sore hari, dan setelah bermain langsung mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir.
4. Menganjurkan pada ibu untuk membersihkan hidung jika
anaknya pilek agar mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih
parah yaitu dengan sapu tangan atau tisu dengan cara menempel pada hidung dan
mengeluarkan sekret, jangan ditekan terlalu dalam agar anak dapat bernafas
dengan lega.
5. Menganjurkan pada ibu untuk anaknya istirahat yang
cukup yaitu siang hari selama ±2 jam dan malam hari selama ±8 jam.
6. Memberikan therapy obat:
Etamox (Amoxiicillin) 3X1 sendok
takar
Colfin ()
7. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang, bila terjadi
tanda bahaya pada anaknya.
VII.
EVALUASI
Tanggal : 28 November 2014 Jam : 09.00 WIB
1. Ibu sudah mengerti penyakit anaknya
2. Ibu bersedia untuk memberikan nutrisi yang cukup pada
anaknya.
3. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan perorangan dan
lingkungan pada anaknya.
4. Ibu bersedia untuk membersihkan hidung anaknya jika
pilek.
5. Ibu bersedia melakukan anjuran bidan agar anaknya
istirahat cukup.
6. Therapy sudah diberikan, ibu bersedia
memberikan/meminumkan obat pada anaknya.
7. Ibu bersedia untuk kontrol ulang bila terjadi tanda
bahaya pada anaknya.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang asuhan
kebidanan balita sakit dengan ISPA pada An. A umur 2 tahun dengan pendekatan
manajemen 7 langkah menurut Varney, mulai dari pengkajian sampai evaluasi serta
ada tidaknya kesenjangan antara teori dengan praktek yang dialami penulis saat
dilapangan.
1. Pengkajian
Dalam langkah
ini tahap pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan study
dokumentasi. Untuk pemeriksaan penunjang
dilakukan pemeriksaanlaboratorium. Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua
informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi pasien. Untuk memperoleh data, dilakukan dengan anamnesa. Data yang
dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnosis. Melakukan
pengkajian data obyektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.
Pada
pengumpulan data subyektif Ibu mengSatakan An. A berumur 2 tahun. Keluhan utama
pada waktu datang Ibu mengatakan anaknya panas, demam , pilek >3 hari. S:
37,5ÂșC, RR :35X/menit, HR: 120X/menit.
Pada langkah
pertama ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan
kasus yang ada dilahan praktek.
2. Interpretasi Data
pada langkah
ini dilakukan identifikasi terhadap rumusan diagnosa, masalah dan kebutuhan
pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau masalah adalah
pengolahan data analisis dengan menggabungkan data satu dengan yang lainnya
sehingga tergambar fakta.
a. Diagnosa Kebidanan
An. A umur 2 tahun jenis kelamin
perempuan dengan ISPA
b. Masalah
Masalah yang ada pada An.A dengan
ISPA yaitu Ibu cemas dengan keadaan anaknya sekarang.
c. Kebutuhan
Kebutuhan An. A dengan ISPA yaitu Beritahu
Ibu agar anak istirahat yang cukup,Pemberian Antibiotik, Pemberian Amoxcilin
(Ambroxol),Pemberian Paracetamol, TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein), Beritahu
ibu agar menjaga kebersihan lingkungan, Beritahu ibu agar anaknya banyak minum
air putih.
Pada langkah ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada dilahan praktek.
3. Diagnosa Potensial
Pada lngkah ini penulis mengidentifikasi masalah atau
diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah yang ada. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, apabila mungkin dilakukan pencegahan. Pada ISPA terjadi
infeksi saluraran pernafasan.
Pada kasus ini terjadi diagnosa potensial yaitu ISPA
ringan, tetapi sudah dilakukan penatalaksanaan yang benar.
4. Antisipasi
Antisipasi adalah tindakan segera bidan untuk
menyelamatkan pasien, tetapi memerlukan tindakan segera sementara menunggu
instruksi dokter, atau sesuai dengan kondisi pasien yang memerlukan konsultasi
dengan tim kesehatan lainnya. Antisipasi yang dilakukan untuk mencegah diagnosa
potensial antara lain : pemberian antibiotik , cukup istirahat.
5. Perencanaan
Perencanaan asuhan pada psien dengan
ISPA ringan antara lain :
a. Beritahu ibu tentang keadaan anaknya
b. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang
seimbang pada anaknya
c. Anjurkan pada ibu untukmenjaga kebersihan perorangan
dan lingkungan pada anaknya
d. Anjurkan pada ibu untuk membersihkan hidung An.A jika
pilek
e. Anjurkan pada ibu untuk memberikan istirahat yang
cukup pada anaknya
f. Berikan therapy
g. Anjurkan pada ibu untuk membawa anaknya kontrol ulang
jika terjadi bahaya pada anak
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Pada langkah ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada dilahan praktek.
7. Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan asuhan
yang sudah diberikan kepada pasien. Pada langkah ini penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada dilahan. Evaluasi atau hasil
dari asuhan yang sudh diberikan sesuai dengan hasil yang diharapkan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit
yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun
dinegara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit
karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa
bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa, penyakit
infeksi akut yang melibatkan organ mulai dari hidung sampai alveoli beserta
organ seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
B. Saran
1. Bagi orang tua pasien
Diharapkan
orang tua pasien segera memeriksakan keadaan anaknya yang dialami saat ini agar
segera bisa ditangani.
2. Bagi bidan/petugas kesehatan
Dalam
setiap penanganan pasien, hendaknya bidan selalu menerapkan konsep asuhan
kebidanan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan sesuai dengan
kondisi pasien.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya
institusi bisa menambahkan buku referensi terbaru di perpustakaan.